Politik Global

Bakal Tinggalkan Barat, Arab Saudi Minat Gabung Blok Ekonomi BRICS

Arab Saudi berminat gabung BRICS, blok ekonomi baru terdiri Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Arab Saudi juga tertarik gabung SCO.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Noel Celis / AFP
Orang-orang berjalan melewati layar yang menunjukkan Presiden China Xi Jinping di Museum Partai Komunis China di Beijing pada 4 September 2022. - Presiden China, Xi Jinping akhirnya muncul ke publik pada Selasa (27/9) setelah diguncang rumor kudeta militer. 

Kerajaan kaya minyak itu berusaha memperdalam hubungannya dengan mitra dagang penting, termasuk China.

Kesiapan untuk pembicaraan tentang masalah yang diungkapkan oleh Riyadh mungkin menandakan eksportir minyak terbesar dunia itu terbuka untuk melakukan diversifikasi dari dolar AS setelah puluhan tahun menetapkan harga ekspor minyak mentah dalam mata uang AS.

Riyal, mata uang nasional Saudi, juga telah dipatok ke greenback. Kecenderungan pergeseran ke mata uang nasional yang baru-baru ini diamati di antara peserta utama dalam rantai perdagangan global sebagian disebabkan oleh kebijakan sanksi sekunder yang dikejar Washington.

Awalnya, langkah-langkah untuk membuang mata uang AS dalam perdagangan, khususnya di sektor energi, diintensifkan setelah sanksi besar-besaran negara-negara barat terhadap Rusia.

Rusia ini salah satu produsen dan pengekspor energi utama dunia.

Tatanan energi global sedang dibentuk kembali karena hubungan energi yang semakin dalam antara China dan Timur Tengah menandakan kebangkitan petroyuan.

Analis Credit Suisse, Zoltan Pozsar menyebut dollar AS kini menghadapi penantang kuat.

Menurut Pozsar, China telah meningkatkan pembelian minyak mentah dan gas alam cair (LNG) dari Iran, Venezuela, Rusia, dan beberapa negara Afrika menggunakan mata uang nasionalnya.

Namun, pertemuan Presiden Xi Jinping dengan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) pada Desember menandai kelahiran petroyuan.

Di KTT tersebut, pemimpin Tiongkok menegaskan Beijing siap melakukan pembelian energi dalam yuan, bukan dolar AS, dengan negara-negara GCC.

“Tiongkok ingin menulis ulang aturan pasar energi global,” kata Pozsar. Langkah mengurangi dolar perdagangan minyak dan gas didukung anggota aliansi BRICS.(Tribunjogja.com/RussiaToday/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved