MAN CITY: Taktik Lini Belakang Pep Guardiola dengan Nathan Ake dan Rico Lewis

Musim ini pemain berusia 28 tahun itu bermain dengan kurang percaya diri dan jauh lebih tenang dalam menyerang.

Dengan 17 shots sebelum kepergiannya, dia menempati peringkat kedelapan di City musim ini dan dia mengklaim satu assist.

Man City coba menyesuaikan skema permainan agar sesuai dengan Erling Haaland musim ini.

Cancelo awalnya adalah bek sayap yang lebih banyak digunakan untuk menyerang daripada keterampilan bertahannya, namun penurunan produktivitas Cancelo mungkin telah memengaruhi pandangan Guardiola tentang sang pemain.

Di luar penguasaan bola, dia juga menunjukkan beberapa penampilan yang acuh tak acuh, termasuk saat dia membiarkan Mohamed Salah mengalahkannya untuk gol penentu dalam kemenangan 1-0 Liverpool di Anfield.

Lawan telah menggiring bola melewati Cancelo sembilan kali musim ini, lebih banyak dari bek Man City lainnya.

Dan Nathan Ake menjadi bek City yang paling konsisten.

Mengesankan sebagai bek tengah dan bek kiri, kemunculannya sebagai salah satu pemain Guardiola yang paling dipercaya telah mendorong manajer untuk mengubah susunan barisan belakangnya.

Man City membangun dari belakang dalam kerangka 3-2-5, jadi Guardiola menyukai salah satu bek sayapnya yang juga bertindak sebagai bek tengah ketiga.

Musim lalu Kyle Walker melakukan peran itu dari bek kanan, membebaskan bek kiri Cancelo untuk mengambil posisi lini tengah.

Pemain internasional Belanda, Ake, lebih disukai untuk peran campuran itu musim ini.

Dia menambahkan keseimbangan yang berguna dengan kaki kirinya, terutama dengan Aymeric Laporte yang baru tampil empat kali sebagai starter di Premier League.

Ake tidak hanya kuat dalam bertahan, dia juga seorang pengumpan progresif yang hebat, membuat lebih banyak umpan ke depan ke lini tengah daripada bek City lainnya.

Ini menguntungkan Guardiola.

Rico Lewis