Pratu Ferdian, Prajurit TNI yang Gugur saat Jembatan Putus di Papua Sejak Kecil Ingin Jadi Tentara

Sejak kecil, Pratu Ferdian memang sudah memiliki cita-cita untuk bisa menjadi bagian dari TNI dan mengabdi bagi bangsa dan negara.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ ALMURFI SYOFYAN
Hastuti Handayani, ibu dari Pratu Ferdian Dwi Sukma menunjukkan foto putranya saat TribunJogja.com temui di rumahnya, Selasa (31/1/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Pratu Ferdian Dwi Sukma (25) menjadi satu prajurit TNI yang gugur saat musibah jembatan putus di Sungai Digoel, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, Sabtu (28/1/2023).

Ia sejak kecil memang sudah memiliki cita-cita untuk bisa menjadi bagian dari TNI dan mengabdi bagi bangsa dan negara.

Hal itu diungkapkan oleh ayah Pratu Ferdian yang juga seorang anggota TNI, yakni Mayor Inf. Surnedi.

"Dulu sewaktu kecil, tak hanya baju, baret hingga sepatu milik saya juga sering digunakannya. Sejak kecil memang mau jadi tentara," ujar Surnedi saat TribunJogja.com temui di rumahnya, Selasa (31/1/2023).

Ia mengatakan, yel-yel dan lagu-lagu TNI juga sudah dihapal oleh Pratu Ferdian sejak masih kecil.

Saat ikut ayahnya berdinas, ia juga kerap mempraktekkan apa yang sedang diajarkan oleh ayahnya ke para prajurit TNI.

"Saya kan pernah jadi komandan kompi siswa, saat saya orientasi anak-anak dia ikut terus. Merayap dan nyemplung parit dia ikut," kenangnya.

Menurutnya, anaknya itu lulus tentara tahun 2017 dan dapat tugas di Provinsi Lampung tepatnya di Batalyon Infanteri 143/Tri Wira Eka Jaya (Yonif 143/TWEJ) yang berada di bawah Komando Korem 043/Garuda Hitam, Kodam II/Sriwijaya.

Selama enam tahun bertugas sebagai prajurit TNI, Pratu Ferdian sudah dua kali dikirim untuk bergabung di Satgas Pengamanan Wilayah Perbatasan Darat (Pamwiltasrat) RI-Papua Nugini.

"Ferdian sudah enam tahun berdinas di tentara. Ditugaskan dalam Satgas di Papua sudah dua kali. Sekali tugas lamanya sekitar sembilan bulan," katanya.

Sementara itu, ibu Pratu Ferdian, Hastuti Handayani menambahkan jika anak kedua dari tiga bersaudara itu merupakan anak yang rajin dan sayang sama orangtua.

"Anaknya rajin, kalau cuti itu sering bersihin rumah. Kalau liat kotor-kotor dia nggak suka. Saya terakhir komunikasi hari Sabtu pukul 07.27 WIB, beberapa jam sebelum dia hilang," ucapnya.

Ia menyebut, Pratu Ferdian baru saja memberangkatkan dirinya umrah ke tanah suci pada Desember 2022.

Awalanya, didaftarkan umrah tahun 2019, namun keberangkatan tertunda karena Covid-19 dan baru berangkat tahun 2022.

"Saya dikasih uang Rp30 juta untuk umrah, saya berangkat umrah Desember 2022. Ini saya baru dua minggu di rumah, saya salut sama dia. Dia anak soleh," kenangnya.

Pratu Ferdian juga berencana untuk memberangkatkan ayahnya umrah selepas tugas dari Papua untuk kedua kalinya tersebut.

"Rencana mau daftarkan bapaknya ini umrah meski bapaknya ada gaji juga, tapi dia mau balas budi, tapi tuhan berkehendak lain. Dia selalu ada di hati saya," tukasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved