Desa Wisata di Kabupaten Magelang Didorong Kembangkan Konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat 

Konsep wisata berbasis masyarakat akan dikembangkan di desa-desa wisata yang ada di Magelang, karena memiliki potensi yang besar. 

DOK.TRIBUNJOGJA.COM
Suasana kedai Kaliwot yang berada di Dusun Sambak, Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jumat (26/3/2021). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 


TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang melakukan pengembangan konsep wisata berbasis masyarakat.

Konsep wisata yang dimaksud yakni konsep berkelanjutan yang menyuguhkan pariwisata pro rakyat kecil, ramah lingkungan, serta selaras pelestarian alam.

Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan konsep wisata berbasis masyarakat akan dikembangkan di desa-desa wisata karena memiliki potensi yang besar. 

Tak hanya itu, konsep wisata masyarakat juga sebagai langkah mengatasi berbagai tantangan yang timbul menjadi sebuah peluang.

"Dengan begitu, kawasan pedesaan dapat tumbuh bahkan menjadi tempat wisata alternatif yang tepat bagi pariwisata secara massal. Pengunjung pun mendapatkan pengalaman otentik dalam perspektif ruang dialog, interaksi dan pembelajaran karakter budaya atau kearifan lokal masyarakat setempat,"terangnya, Selasa (31/01/2023).

Selain konsep wisata berbasis masyarakat, lanjutnya, Pemkab Magelang juga mendorong program desa wisata disertai Digitaly Agro Edu Tourism.

Salah satu wilayah yang ditunjuk untuk penerapan konsep wisata ini adalah Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.

"Nantinya di desa ini terus dikembangkan (konsep wisata berbasis masyarakat), seperti sistem monitoring emisi gas rumah kaca. Terutama, pada kawasan industri tahu dengan menerapkan teknologi biogas dan air limbahnya bisa dimanfaatkan bagi lingkungan, misalnya sebagai pupuk organik,"terangnya.

Sementara itu Kepala Desa Sambak, Dahlan, mengapresiasi langkah Pemkab Magelang yang sudah membina desa Sambak mulai dari progam kompensasi rakyat sehingga kegiatan yang telah dilakukan ini merupakan kegiatan adaptasi dan mitigasi.

"Pada tahun 2017 Desa Sambak mendapatkan Penghargaan Proklim Utama, dan desa kami juga mendapat penghargaan Kalpataru tahun 2016 menjadi nominator nasional, di tingkat provinsi. Desa kami juga menjadi juara 3 Kalpataru," bebernya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved