Puisi

Kumpulan Puisi Indah Bertemakan Tentang Perasaan dan Malam Hari

sebagaimana keindahan-keindahan yang sering kita jumpai, malam adalah hal yang tak boleh dilewatkan begitu saja tanpa sebuah karya puisi

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribun Jogja/ Alexander Ermando
Ilustrasi Kumpulan Contoh Puisi Indah Bertemakan Malam Hari 

TRIBUNJOGJA.COM - Malam menjadi waktu penting bagi seorang penulis puisi karena menjadi hal yang indah untuk merangkai sebuah puisi.

sebagaimana keindahan-keindahan yang sering kita jumpai, malam adalah hal yang tak boleh dilewatkan begitu saja tanpa sebuah karya puisi yang menyertai.

Baca juga: Puisi Goenawan Mohamad Bermetafora Alam dengan Judul Dalam Kemah

Berikut beberapa contoh puisi bertemakan malam yang bisa kamu jadikan contoh menulis sastra indah dan penuh keharmonisan:

 

GELISAHKU

Gundah gelisahku hanyut dalam hangatnya malam

Kerinduanku dan dirinya dipertemukan satu di atas langit

Usahaku palsu untuk menahannya

Apalah daya, jarak lebih berkuasa

Hati kami tampak terikat

Namun wujudnya tak juga mendekat

Malam yang begitu dingin memeluk sebuah kepastian

Berkilaunya bintang menandingi senduku

Kemesraannya merajuk benteng kegilaanku

Kalimat manis dan sebuah tamparan kenyataan beradu; sungguh tak manusiawi

Aku kalah

Rinduku meronta tak kunjung membawanya

Baca juga: CONTOH Puisi Tema Tentang Ungkapan Cinta untuk Adik, Penuh Makna dan Tanda Kasih Sayang

TAK ADA LAGI

Kamu yang bersembunyi

Untuk diriku yang memesan secangkir kopi

Aku yang mengejar

Untuk dirimu yang tak pernah kemana-mana

Sepanjang itu waktuku malam ini

Sepanjang itu pula ketidakpedulianmu

Gelas kopi yang pahit

Dengan warna keemasan yang mengkilat

Menutupku pada harapanmu

Mencegahku melangkah maju

Memutar, menengadah

Memperlihatkan ke hamparan langit

Bintang-Nya lebih terang dari parasmu

Baca juga: CONTOH Puisi Tema Tentang Pendidikan Cocok Jadi Referensi Tugas Sekolah

LEMBAYUNG

Namanya Lembayung

Pelan malu-malu; menepi

Dijemput separuh bulan sabit

Senyumnya indah nyatanya

Dibelai rambutnya oleh angin

Ditikam tubuhnya dengan seluruh awan malam

Kabut itu jadi indah sekali

Menjelma Lembayung penuh kebisuan

Kau cabik-cabik kelorong hatiku

Hingga tak ada sisa paling membahagia

Kecuali tatapan matamu

(MG Aulia A Putri)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved