30 Hektare Sawah di Klaten Bakal Tergerus Proyek Tol Lingkar Timur-Selatan Solo

Lahan persawahan tersebut tersebar di Kecamatan Polanharjo, Delanggu dan Wonosari yang memang dikenal sebagai wilayah penghasil beras

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ ALMURFI SYOFYAN
Ilustrasi: Seorang pengendara sepeda motor melintas di sekitar pengerjaan proyek jalan tol Yogyakarta-Solo di Desa Kadirejo, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Puluhan hektare lahan persawahan yang berada di tiga kecamatan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah bakal dilalui oleh proyek jalan tol lingkar timur-selatan Solo.

Lahan persawahan tersebut tersebar di Kecamatan Polanharjo, Delanggu dan Wonosari yang memang dikenal sebagai wilayah penghasil beras di Kabupaten Bersinar.

"Kemarin itu dari perhitungan, sawahnya itu yang kena jalan tol sekitar 30 hektare yang bakal kena, kemungkinan besar. Tapi ini kan belum final ya," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Widiyanti, kepada wartawan, Kamis (29/12/2022).

Ia mengatakan, lahan sawah yang bakal digerus jalan tol lingkar timur-selatan Solo di Klaten itu merupakan lahan sawah produktif yang bisa ditanami dua hingga tiga kali tanam dalam setahun.

Dengan terus berkurangnya lahan pertanian tentu akan mempengaruhi luas tanam dan hasil panen beras di Klaten.

"Satu hektare lahan sawah, bisa menghasilkan sekitar lima ton gabah kering giling. Itu dikalikan saja, berapa pengurangannya setiap panen kalau lahan itu hilang," ucapnya.

Ia mengatakan, sebelumnya lahan sawah di Klaten sudah berkurang juga sebanyak 375 hektare akibat pembangunan proyek jalan Tol Yogyakarta-Solo.

Luas sawah ratusan hektare itu tersebar di 51 desa kelurahan yang tersebar di 11 kecamatan.

Meski lahan sawah terus berlurang, lanjut Widiyanti, produksi beras di Klaten masih mengalami surplus.

"Lahan sawah kita ada sekitar 31 ribu hektare. Ini existing yang ditanami padi baik itu di zona kuning atau lainnya. Produksi kita setara beras tahun 2021 sekitar 270 ribu ton per tahun. Kita ini surplus," imbuhnya.

Menurutnya, meski beras di Klaten surplus namun beras tersebut bukan hanya untuk konsumsi warga Kabupaten Klaten, namun juga untuk wilayah Jawa Tengah dan nasional karena Klaten masuk dalam daerah penyangga pangan.

Sebelumnya, Plt Kepala Bapedda Litbang Klaten, Pandu Wirabangsa mengatakan tiga kecamatan yang berada di sisi timur Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yakni Kecamatan Delanggu, Polanharjo dan Wonosari bakal masuk dalam rencana pembangunan jalan tol lingkar timur-selatan Kota Solo.

Beberapa desa yang tersebar di dua kecamatan itu sudah disurvei oleh tim feasibility study (FS) atau tim studi kelayakan dari konsultan perencanaan tol tersebut.

"Kami tahunya itu jalan lingkar biasa timur-selatan Kota Solo. Namun sepertinya ada perubahan yang cukup cepat dan mau jadi jalan tol. Namun saat ini masih studi kelayakan," imbuhnya.

Ia merinci, pada peta awal, panjang jalan bebas hambatan yang akan dibangun pada jalur lingkar timur-selatan yang melintas di Klaten yakni sepanjang 7,5 kilometer.

Jalan itu membelah delapan desa yang tersebar di tiga kecamatan yakni di Kecamatan Polanharjo ada Desa Kranggan.

Kemudian di Kecamatan Delanggu ada Desa Kepanjen, Segaran dan Gatak). Sementara untuk Kecamatan Wonosari ada Desa Boto, Sekaran, Bentangan, dan Duwet. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved