Bacaan Doa

Doa Memohon Ampun Atas Dosa dan Kesalahan di Akhir Tahun

Sehingga momen akhir tahun lebih baik di manfaatkan untuk intropeksi diri akan dosa-dosa yang di sengaja atau tidak disengaja

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
pixabay.com
Doa Memohon Ampun Atas Dosa dan Kesalahan di Akhir Tahun 

TRIBUNJOGJA.COM - Dosa, kesalahan, kealpaan, dan kekhilafan merupakan sesuatu yang lazim bagi umat manusia.

Sehingga momen akhir tahun lebih baik di manfaatkan untuk intropeksi diri akan dosa-dosa yang di sengaja atau tidak disengaja, untuk itu, di anjurkan untuk memohon ampun kepada Allah, agar hidup kita senantiasa tenang dan damai.

Ibadah yang perlu dilaksanakan untuk memohon maaf atas dosa-dosa yang telah dilakukan yaitu dengan berdoa setelah melaksanakan sholat lima waktu .

Rasulullah SAW mengajarkan lafal pengakuan dosa.

Rasulullah SAW mengajarkan lafal atau doa tobat ini kepada Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq RA yang seharusnya dibaca di dalam shalat.

Ulama kemudian menganjurkan kita membaca doa ini setelah membaca tasyahud akhir dan sebelum salam.

اَللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا, وَلَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ, فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ, وَارْحَمْنِي, إِنَّكَ أَنْتَ اَلْغَفُورُ اَلرَّحِيمُ

Allāhumma innī zhalamtu nafsī zhulman katsīran (tercatat “kabīran” pada sebagian riwayat), wa lā yaghfirud dzunūba illā anta, faghfir lī maghfiratan min ‘indika, warhamnī, innaka antal ghafūrur rahīmu.

Artinya, “Tuhanku, sungguh aku telah menganiaya diri sendiri dengan penganiayaan yang banyak (sebagian riwayat ‘yang besar’). Tiada yang dapat mengampuninya kecuali Engkau. Anugerahkanlah ampunan dari sisi-Mu. Rahmatilah aku. Sungguh, Kau maha pengampun, lagi maha penyayang,” HR Bukhari dan Muslim.

Pada riwayat lain, Nabi Muhammad SAW seperti diriwayatkan oleh sahabat Abu Musa Al-Asy‘ari membaca doa berikut ini.


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيْئَتِي وَجَهْلِي، وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي جِدِّي وَهَزْلِي؛ وَخَطَئِي وَعَمْدِي؛ وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ المُقَدِّمُ، وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Allāhummaghfir lī khathī’atī wa jahlī, wa isrāfī fī amrī, wa mā anta a‘lamu bihī minnī. Allāhummaghfir lī jiddī wa hazlī, wa khatha’ī wa ‘amdī. Wa kullu dzālika ‘indī. Allāhummaghfir lī mā qadamtu wa mā akhkhartu, wa mā asrartu, wa mā a‘lantu, wa mā anta a‘lamu bihī minnī. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru, wa anta ‘alā kulli syai’in qadīrun.

Artinya, “Tuhanku, ampunilah kekeliruan dan kebodohanku, kelewatanbatasku dalam sebuah hal, dan dosaku yang mana Kau lebih tahu dariku. Tuhanku, ampunilah dosaku dalam serius dan gurauanku, kekeliruan dan kesengajaanku. Apa pun itu semua berasal dariku. Tuhanku, ampunilah dosaku yang terdahulu dan terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan kunyatakan, dan dosa yang mana Kau lebih tahu dariku. Kau maha terdahulu. Kau maha terkemudian. Kau maha kuasa ata segala sesuatu,” (HR Bukhari dan Muslim).

Lafaz doa tersebut lebih baik diucapkan sesering mungkin sebagai lafal yang baik dalam hal pengakuan dosa dan pertobatan.

(MG TIKA PRATIWI)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved