Berita Gunungkidul Hari Ini
38 Warga Binaan Lapas Kelas IIB Wonosari Diwisuda Sebagai Santri Khatam Iqro dan Khotmil Quran
Sebanyak 38 Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Wonosari, Gunungkidul diwisuda pada Selasa (27/12/2022). Mereka diwisuda sebagai
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Sebanyak 38 Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Wonosari, Gunungkidul diwisuda pada Selasa (27/12/2022).
Mereka diwisuda sebagai santri Khatam Iqro dan Khotmil Quran.
Kepala Lapas Kelas IIB Wonosari, Marjiyanto mengatakan puluhan warga binaan ini berhasil melewati Program Pembinaan Kepribadian, lewat Majelis Taklim Shirotol Mustaqim.
Baca juga: Pemkab Bantul Bangun SPAMDes dan SPALD di 15 Kalurahan untuk Kualitas Air yang Lebih Baik
"Mereka berhasil menyelesaikan Khatam Iqro dan Khotmil Quran hingga akhirnya diwisuda hari ini," katanya.
Marjiyanto menjelaskan program tersebut merupakan amanat UU 22/2022 tentang Pemasyarakatan.
Isinya tentang kewajiban setiap Lapas untuk memberikan hak beribadah dan meningkatkan keimanan warga binaan.
Majelis Taklim Shirotol Mustaqim, Lapas Kelas IIB Wonosari dibentuk sejak 4 Juli 2022.
Seluruh warga binaan pun menjadi santri dari program ini selama 5 bulan.
"Kami juga bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Gunungkidul dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) DIY," jelas Marjiyanto.
Menurutnya, program pembinaan ini jadi dasar bagi seluruh warga binaan untuk bisa memperbaiki diri. Terutama selama menjalani masa hukumannya.
Marjiyanto mengatakan program ini bertujuan agar seluruh warga binaan untuk tidak kembali melakukan tindakan melanggar hukum. Termasuk menyadari kesalahan mereka.
"Kami berkomitmen mendorong kualitas pembinaan kepribadian lewat kegiatan seperti ini," ujarnya.
Baca juga: Masa Depan Aaron Wan-Bissaka di Old Trafford Versi Erik ten Hag
Ketua Baznas DIY, Dra. Hj. Puji Astuti berharap seluruh warga binaan nantinya juga akan diwisuda. Ia pun berpesan agar ilmu yang mereka didapat dimanfaatkan dengan baik.
Menurutnya, tidak ada kata terlambat untuk belajar dan mencari ilmu. Ia juga berpesan agar warga binaan yang sudah menjadi santri bisa berubah menuju kehidupan yang lebih baik.
"Kesalahan di masa lalu biarlah jadi pengalaman saja, jangan diulang lagi," kata Puji. (alx)