KISAH Jatuh Bangun Wahyu Wicaksono Meraih Lisensi Wasit FIFA dan Wasit Elite Asia

Tidak banyak wasit futsal di Indonesia yang memiliki lisensi FIFA. Terhitung hanya ada tiga, Budi Laksono, Wahyu Wicaksono, dan Windy Agustina Putra.

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Wahyu Wicaksono saat memimpin pertandingan. 

Pilihannya bisa dibilang sangat realistis.

Di Indonesia jarang sekali ada pelatih sepak bola profesional dan go internasional, yang sebelumnya bukan pesepakbola profesional.

Selain itu bisa dikatakan proses mendapat lisensi kepelatihan lebih panjang dan rumit ketimbang menjadi wasit.

Perlahan Wahyu mewujudkan cita-citanya sebagai wasit dengan mulai memimpin pertandingan antar SD pada tahun 2012, saat itu lisensi wasitnya masih level 3. Berselang waktu, Wahyu terus meningkatkan lisensinya hingga ke level 1.

"Waktu DIY jadi tuan rumah Liga Futsal Profesional Indonesia. Saya menjadi salah satu yang bertugas di sana, mulanya saya diberi tugas jadi wasit tiga sebagai time keeper," kata Wahyu.

Masuk tahun 2013, Wahyu mulai dipercaya memimpin pertandingan di liga profesional. Berkat performanya di sana, ia mulai kerap mendapat panggilan sebagai wasit utama.

Tiga tahun berselang, Wahyu diajukan Asprov PSSI DIY dan pusat untuk mendapat lisensi FIFA.

"Alhamdulillah tahun 2018 saya dapat lisensi FIFA setelah mengikuti serangkaian kursus, dan sampai sekarang setiap tahunnya selalu ada penyegaran," katanya.

Menariknya, lisensi wasit yang diraih Wahyu saat ini didapat saat dirinya tengah menjadi bagian dari guru bahasa Inggris di SMK TKM Teknik Purworejo. Namun per 2022 ini, Wahyu tak lagi berstatus sebagai guru dan lebih fokus ke profesinya sebagai wasit.

"Karena saya merasa banyak izin ke sekolah, jadi saya putuskan untuk menekuni profesi sebagai wasit saja," katanya.

Jatuh Bangun

Wahyu Wicaksono tak hanya diajukan sebagai wasit berlisensi FIFA. Pria dengan postur 182 sentimeter itu disarankan menjadi bagian Wasit Elite Asia mulai tahun 2017 silam.

"Untuk menjadi bagian Wasit Elite Asia ini saya gagal sampai dua kali. Tahun 2017 saya gagal karena fisik belum mumpuni. Tahun 2018 saya diberi kesempatan tapi gagal lagi saat assesment memimpin pertandingan. Alhamdulillah tahun 2019 di kesempatan terakhir, saya lolos," bebernya.

Dalam tes meraih lisensi itu, Wahyu perlu melewati sejumlah tes. Mulai dari memimpin pertandingan di Indonesia yang dinilai AFC, ikut seminar di Kuala Lumpur, tes fisik, bertugas di kualifikasi Piala Asia dan AFF Futsal Championship.

"Tahun 2020 saya resmi jadi Wasit Elite Asia. Rata-rata saya bisa memimpin tiga kali laga internasional setiap tahunnya," kata dia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved