Berita Jogja Hari Ini
BMKG DIY Perkirakan Fenomena La Nina Masih Berlanjut Hingga Maret 2023
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas IV DI Yogyakarta melakukan pemantauan fenomena La Nina.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas IV DI Yogyakarta melakukan pemantauan fenomena La Nina.
Sebagai informasi, La Nina merupakan fenomena alam berupa suhu udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang tinggi.
Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas, mengatakan, berdasarkan pengamatan gejala fisis dan dinamika atmosfer - laut terkini menunjukkan bahwa, anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia Selatan Jawa pada Desember dasarian I 2022 dalam kondisi normal.
Baca juga: Kapan Timnas Indonesia Main di Piala AFF ? Ini Jadwal Lengkap Lawan Kamboja, Brunei, Thailand
"Diprediksi kondisi tersebut akan tetap berlangsung sampai dengan Juni 2023," katanya melalui keterangan resmi BMKG DIY, Senin (19/12/2022).
Lanjut Reni, pemantauan terhadap fenomena La Nina yang sebelumnya kategori lemah, saat ini mengalami kenaikan intensitas menjadi moderate atau sedang dengan indeks ENSO -1.05 pada Desember dasarian I 2022.
Kemudian, La Nina diprakirakan masih berlangsung dengan intensitas lemah hingga Maret 2023 dan berangsur menuju netral.
"Pemantauan terhadap IOD (Indian Ocean Dipole menunjukkan kondisi netral dengan indeks -0.03 (penambahan suplai uap air di wilayah Indonesia bagian barat tidak signifikan) dan diprediksi akan bertahan hingga Juni 2023," imbuh Reni.
Maka dari itu, pihaknya memperkirakan terdapat curah hujan selama tiga bulan ke depan atau selama Januari dan Februari 2023 dengan kriteria menengah - tinggi berkisar 201 - 500 mm per bulan.
Curah hujan pada Maret 2023 dengan kriteria menengah - tinggi berkisar 201 – 400 mm per bulan.
"Puncak Musim Hujan 2022/2023 diprakirakan terjadi pada Desember 2022 di Kabupaten Kulon Progo bagian barat dan selatan," ucapnya.
Sedangkan pada Januari 2023 terjadi di Kabupaten Sleman bagian tengah dan selatan, Gunungkidul bagian utara, Bantul bagian utara dan Kota Yogyakarta.
Serta pada Februari 2023 di Kabupaten Kulon Progo bagian utara dan timur, Sleman bagian barat dan utara, Bantul bagian tengah dan selatan serta Gunungkidul bagian tengah dan selatan.
Baca juga: Putri Raja Keraton Solo di Laporkan ke Polisi Terkait Penganiayaan
Melalui hal itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk dapat memperbarui informasi iklim di wilayah D.I. Yogyakarta melalui media sosial BMKG.
"Pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah rawan banjir dan tanah longsor, diimbau waspada menjelang dan pada puncak musim hujan terutama untuk daerah yang diperkirakan mengalami curah hujan lebih tinggi dari rata-ratanya meliputi Kabupaten Gunungkidul bagian selatan serta Kabupaten Kulon Progo bagian selatan dan barat," pesan dia.
"Untuk para petani (diimbau) supaya mulai mempersiapkan pola tanam yang sesuai dengan kondisi iklim tersebut agar tidak mengalami gagal panen," tutupnya. (Nei)
