SMAN 1 Teladan Yogyakarta Dorong Pendidikan Karakter Anak Didik
SMA N 1 Teladan Yogyakarta menggelar sejumlah kegiatan dalam rangkaian peringatan Lustrum ke -13 atau ulangtahun ke-65.
Penulis: Santo Ari | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - SMA N 1 Teladan Yogyakarta menggelar sejumlah kegiatan dalam rangkaian peringatan Lustrum ke -13 atau ulangtahun ke-65.
Salah satunya kegiatan talk show Teladan Talk di Kampung Mataraman, Sewon, Bantul pada Sabtu (10/12/2022).
Adapun rangkaian kegiatan Lustrum ke-13 ini sebenarnya sudah dimulai sejak November kemarin dan akan berakhir pada Februari 2023.
Ketua Panitia Lustrum ke-13, Muhammad Romahurmuziy menjelaskan dalam rangkaian peringatan ini SMAN 1 Teladan memiliki beberapa jenis kegiatan, seperti Teladan Talk yang mengangkat beberapa tema.
“Sore ini kita bicara seni budaya, pagi tadi kita berbicara tentang ketahanan pangan dengan dimeriahkan bazar pasar murahnya,” ujarnya.
Selain seni budaya dan ketahanan pangan, tema lain yang diangkat seperti pendidikan, perpajakan, kesehatan dan teknologi.
Dirinya menyatakan bahwa melalui kegiatan ini SMAN 1 Teladan berusaha mencari format di tengah persiapan sejumlah lembaga pendidikan dari SD sampai perguruan tinggi dalam menyongsong kurikulum merdeka.
“Kenapa menyongsong? Karena saat ini pemerintah baru memberikan imbauan sukarela kepada sekolah-sekolah yang siap menjalani kurikulum merdeka, belum wajib. Kurikulum ini adalah bagian dari upaya kita untuk tidak menghasilkan lulusan yang seragam. Sebagaimana fitrah manusia yang sejak lahir berbeda,” ungkap pria yang merupakan alumni teladan angkatan 93 ini.
Baca juga: UNY Tingkatkan Layanan Pendidikan untuk Mahasiswa Disabilitas, Siapkan Materi yang Aksesibel
Dalam talkshow seni budaya tersebut, pihaknya ingin menghadirkan perspektif persiapan melaksanakan kurikulum merdeka dalam konteks budaya.
Pendidikan karakter yang selama ini menjadi bagian utama dalam pendidikan harus diperkuat, karena ini bisa jadi soft power Indonesia menghadapi persaingan di tingkat dunia.
“Secara intelektual kita sudah unggul, tetapi percaya dirinya, karakternya, tidak kuat. Maka itu yang kita gali,” ucapnya.
“Artinya bagaimana menghasilkan anak didik yang adaptif terhadap dunia yang terus berubah dan itu harus diberikan ruang melalui pendidikan yang kurikulumnya beradaptasi dengan perubahan itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Prof. Ir. Nizam yang hadir menjadi pemateri dalam Teladan Talk sore itu berharap SMA Teladan selalu menjadi teladan dalam pembentukan karakter, teladan dalam membentuk anak-anak dengan potensi-potensi terbaiknya.
“Berharap SMA Teladan dapat memberikan ruang yang luas bagi para siswa untuk mengembangkan dirinya, mengembangkan bakatnya dan membangun ke-Indonesia-an dengan kuat,” ucapnya.
Prof Nizam yang merupakan alumni SMAN 1 Teladan angkatan 80 ini melihat ada perbedaan yang cukup besar antara pelajar zamannya dengan pelajar saat ini.
Ia melihat generasi muda saat ini sudah diwarnai dengan dunia digital dengan berbagai macam akses media sosial dan sebagainya.