Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Pakar UGM : Gempa yang Terjadi dari Cianjur hingga Gunungkidul Tidak Berkaitan

Rentetan gempa terjadi di sejumlah daerah di Indonesia pascakejadian gempa di Cianjur , Jawa Barat.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
dok.Tribun Timur
Ilustrasi gempa bumi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rentetan gempa terjadi di sejumlah daerah di Indonesia pascakejadian gempa di Cianjur , Jawa Barat.

Diketahui, gempa bumi terjadi, Sabtu (3/12/2022) pukul 16.49 WIB dengan magnitudo 6,4 berpusat di Kabupaten Garut dengan pusat gempa berada di kedalaman 118 Km, 52 Km barat daya Garut.

Selanjutnya, ada gempa di Bangkalan yang terjadi pada Minggu (4/12/2022) malam pukul 22.02 WIB lokasi gempa itu berada pada koordinat 6.42 lintang selatan dan 112.60 bujur timur berada di jarak 77 kilometer barat laut Bangkalan.

Kemudian, Minggu (4/12/2022) Kabupaten Gunungkidul di DIY juga diguncang 4 kali gempa pada malam hari. 

Baca juga: Info Gempa BMKG : Kabupaten Jember Diguncang Gempa Bermagnitudo 6,2

Disusul gempa di hari Selasa (6/12/2022) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, dengan magnitudo 6,2 dan gempa-gempa lainnya.

Pakar gempa dan Dosen Teknik Geologi UGM, Dr. Gayatri Indah Marliyani, ST., M. Sc., berpendapat gempa di Cianjur pada 21 November 2022 tidak memicu gempa yang terjadi di wilayah lain di Indonesia.

Menurutnya, kejadian gempa yang terkait dengan kejadian gempa di Cianjur hanya rentetan gempa susulan yang terkonsentrasi di sekitar daerah episenter dengan frekuensi dan magnitudo yang semakin mengecil. 

Kejadian gempa di Probolinggo, dikatakannya, terkait dengan aktivitas sesar aktif Probolinggo yang berada di darat, sementara gempa Garut berkaitan dengan proses subduksi.

“Gempa Garut tersebut terjadi pada zona intraplate lempeng IndoAustralia yang menyusup di bawah pulau Jawa. Sementara itu, gempa di Jatim berada pada zona prisma akresi di zona subduksi Jawa bagian timur," tuturnya, Kamis (8/12/2022).

Melihat dari jenis kegempaan dan lokasi sumber gempanya, dia menjelaskan gempa-gempa tersebut tidak berkaitan satu sama lain. 

Wilayah di sepanjang zona subduksi seperti sepanjang lepas pantai barat Sumatra sampai Lombok memang berada pada daerah tektonik aktif sehingga banyaknya kejadian gempa bumi di sekitar wilayah ini sebagai sesuatu yang wajar.

“Gempa yang terjadi adalah fenomena alam yang terjadi akibat pelepasan energi ketika tubuh batuan kerak bumi retak, patah, dan bergerak akibat tekanan yang berasal dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik di bumi," katanya.

Baca juga: BREAKING NEWS : Gempa 6,4 SR Guncang Garut Jawa Barat

Ia melihat di wilayah Indonesia terdapat banyak lempeng-lempeng tektonik yang saling bertabrakan, antara lain lempeng Indo-Australia, Eurasia, Pasifik, Filipina dan beberapa lempeng lainnya. 

Lempeng-lempeng ini bergerak dengan kecepatan sekitar 4-7 cm per tahun.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved