Berita Wonosobo

Dinas PPKBPPPA Kampanye Makan Telur, Stunting di Wonosobo Berkaitan Tingkat Pendidikan Ibu

DPPKBPPPA Kabupaten Wonosobo mengampanyekan makan telur. Sebab, telur memiliki protein yang tinggi, yang bisa memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM/ISTIMEWA/prokompim.wonosobokab.go.id
Kepala DPPKBPPPPA Wonosobo Dyah Retno Sulistyowati serius atasi penurunan angka stunting di Kabupaten Wonosobo. 

TRIBUNJOGJA.COM, WONOSOBO - Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Wonosobo mengampanyekan makan telur. Sebab, telur memiliki protein yang tinggi, yang bisa memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil.

“Kami mengampanyekan untuk ibu hamil dan keluarga yang memiliki bayi untuk makan telur, minimal 1 telur 1 hari. Itu, insya Allah akan memenuhi kebutuhan ibu hamil,” ujar Kepala DPPKBPPPA Kabupaten Wonosobo, Dyah Retno Sulistyowati SSTP, kepada Tribunjogja.com, baru-baru ini.

Dyah mengakui, masih banyak warga di kabupaten ini yang masih belum memenuhi kebutuhan gizi tubuh. Ini menjadi situasi yang bakal menyebabkan anak tumbuh kerdil atau stunting, lantaran kurangnya gizi yang masuk ke ibu hamil.

“Stunting ini juga berkorelasi dengan tingkat pendidikan lama sekolahnya, yang hanya mencapai 6,7 atau setara Sekolah Dasar (SD),” bebernya.

Ia mengungkapkan, berdasar data yang ia peroleh, sebagian anak stunting lahir dari ibu dengan tingkat pendidikan rendah. Calon ibu, lantaran rendahnya edukasi, tidak memikirkan gizi yang masuk ke tubuh dan anaknya.

“Setiap kecamatan ada yang stunting, bahkan ada daerah yang angka prevalensinya tinggi. Kalau dilihat dari hasil audit, ternyata anak-anak stunting lahir dari ibu lulus SD, bapaknya juga. Bagaimana pemahaman pola asuhnya, kalau hanya lulus SD?” terang Dyah.

Tingkat pendidikan yang rendah itu juga berkorelasi dengan asumsi bahwa makanan bergizi itu mahal. “Ya makanya ada program kampanye makan telur. Di sini banyak remaja putri anemia. Maka, kami juga bikin program Jumat Berseri,” kata istri Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat.

Dikatakan pula, Jumat Berseri adalah Jumat Bersama Sehatkan Remaja Putri. Di program itu, siswi diajak untuk makan sayur, ikan dan telur.

“Mereka itu banyak tidak suka makan sayur. Saya pernah menemukan anak yang HB nya tujuh, bayangin. Ya, pas sekolah adanya pusing. Padahal, Wonosobo kan melimpah sayur,” ucapnya.

Dikatakan Dyah, pihaknya tidak berjalan sendiri, tetapi juga bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain, termasuk Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk memaksimalkan program gizi itu.

Selain itu, program lain yang dilakukan untuk mengatasi kekerdilan, adalah program Dahsyat. Dahsyat adalah dapur sehat untuk atasi stunting yang dibuat di desa-desa untuk memberikan makanan dan edukasi terkait gizi pencegahan stunting. (ard)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved