Sejarah Dunia
Raja Swedia Charles XII Tewas Akibat Tembakan di Kepala oleh Musuhnya
Raja Charles XII atau Karl XII dari Kerajaan Swedia disimpulkan mati oleh tembakan musuh di bagian kepalanya.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, STOCKHOLM – Para peneliti Universitas Oulu, Finlandia, menghentikan penyelidikan sebab musabab tewasnya Raja Swedia Charles XII atau Carl XII .
Sejak kematiannya 300 tahun lalu, ada banyak teori tentang bagaimana raja prajurit itu meninggal. Ada yang mengatakan ia ditembak sesama orang Swedia yang frustrasi akibat perang tanpa akhir.
Fakta-faktanya, Raja Charles XII dari Swedia itu meninggal selama Perang Besar Nordik pada 1718. Kampanye ekspansinya untuk menguasai Norwegia saat itu gagal.
Luka tembak ditemukan di kepalanya. Penembakan oleh sesama orang Swedia menjadi popular selama beberapa dekade.
Charles XII dikenal akan semangat perangnya dan usahanya ekspansinya menguasai wilayah dari Denmark dan Polandia hingga negara Baltik dan Rusia.
Tiga otopsi yang berbeda (1746, 1859 dan 1917) telah dilakukan pada jenazah raja. Tetapi usaha itu gagal menemukan peluru siapa yang membunuhnya.
Namun, sekarang para peneliti di Universitas Oulu, Finlandia tampaknya telah memecahkan teka-teki itu, mengesampingkan cerita pembunuhan.
Antara lain, mereka telah menggunakan model balistik dengan karakteristik yang sama dengan tengkorak manusia.
Tes dilakukan dengan cara menembakkan bola senapan diameter 19,5 milimeter melalui tiruan tengkorak dengan kecepatan yang berbeda, di mana luka diperiksa dengan tomografi.
Penyelidikan mereka menunjukkan kematian raja di Fredrikshald, Norwegia tidak mungkin disebabkan peluru timah hitam, yang akan meninggalkan jejak dan mengakibatkan luka yang lebih kecil.
Topi kain Charles XII yang dia kenakan pada saat kematiannya juga dipelajari.
Masih memiliki lubang bundar sekitar 19,5 milimeter yang jelas di dalamnya, tetapi para peneliti membuktikan dibutuhkan peluru yang jauh lebih besar.
Senapan buatan Swedia dari awal 1700-an hampir tidak dapat menembakkan peluru sebesar diameter itu.
Para peneliti menyimpulkan sebagian besar faktor menunjukkan Charles XII dibunuh tembakan bola besi cartouche, dengan diameter lebih dari 20 milimeter.
Mereka juga memperkirakan kemungkinan kecepatan pelurunya. Dari tes menujukkan peluru ditembakkan dari sebuah benteng sekitar 200 meter jauhnya.
Oleh karena itu, telah disimpulkan Raja Charles XII meninggal karena tembakan musuh yang melubangi, dan tidak dibunuh anak buahnya sendiri.
Charles XII, kadang-kadang disebut sebagai Karl XII atau Carolus Rex, memerintah Swedia (termasuk Finlandia saat ini) dari 1697 hingga 1718.
Dia secara luas dianggap sebagai salah satu raja prajurit paling terampil di zamannya, yang secara pribadi memimpin pasukannya ke medan perang.
Chales XII menunjukkan kecakapan strategis dan mencetak kemenangan melawan lebih banyak musuh.
Namun, ekspansi luar negerinya memiskinkan pundi-pundi negara Swedia dan melumpuhkan ekonomi negaranya.
Perang juga menghabiskan sumber daya manusia dari pedesaan, yang umumnya memiliki orang-orang berbadan sehat.
Kematiannya menandai berakhirnya Kekaisaran Swedia, yang pernah menjadi kekuatan dominan di wilayah Laut Baltik.
Bersamaan itu Swedia secara substansial kehilangan wilayah akibat perang yang menghancurkan melawan Rusia.
Kemenangan Rusia yang brilian dalam Pertempuran Poltava mengakhiri ekspansi Swedia ke arah timur.
Charles XII juga dikenal karena aturan pribadinya yang keras; dia berpantang dari alkohol dan seks untuk fokus pada kerajaan.
Di era berikutnya, ia sebagian besar dianggap penting dalam budaya Swedia sebagai raja prajurit yang berbudi luhur dan tanpa pamrih dan pahlawan nasional.
Namun, pada pertengahan abad ke-20, ia menjadi tokoh pemujaan di kalangan Nazi Swedia.
Sebagian besar tetap kontroversial sejak saat itu, dengan analisis kontemporer lebih berfokus pada kekurangan dan kerugiannya.(Tribunjogja.com/Sputniknews/xna)