Hari Guru Nasional 2022
7 Puisi Terbaik Tentang Guru yang Anti Cringe Ide Perayaan Hari Guru Nasional 25 November 2022
Cari puisi tentang guru? Berikut kumpulan puisi terbaik untuk guru di Hari Guru Nasional 2022 besok Jumat, 25 November 2022.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Tak lama lagi, Indonesia akan merayakan Hari Guru Nasional, yaitu pada Jumat, 25 November 2022.
Mungkin beberapa dari kamu yang masih duduk di bangku sekolah, sudah dapat tugas untuk membuat atau mencari puisi tentang guru.
Inilah kumpulan ide puisi terbaik tentang guru yang anti cringe, tidak akan terdengar menggelikan atau membuat kamu malu saat membacanya.
Baca juga: LINK Download Logo Resmi Hari Guru Nasional 25 November 2022 : PNG, JPEG, PDF dan Vector
Baca juga: 6 Kumpulan Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar, Salah Satunya "Persetujuan dengan Bung Karno"
Bagi yang belum tahu, “cringe” adalah sebuah kata slang Inggris yang memiliki arti “memalukan” atau “menggelikan”.
Biasanya, kata “cringe” dipakai untuk mendeskripsikan sesuatu yang terlalu berlebihan alias lebay, sehingga membuat orang jadi geli dan malu sendiri karenanya.
Dirangkum Tribunjogja.com dari laman Gramedia.com, berikut kumpulan puisi terbaik tentang guru yang anti cringe.
1. Sebatang Kapur - karya Iroh Rohmawati
Deretan-deretan bangku tanpa kedua kaki
Tetap berdiri meski tidak mampu berdiri tegak
Suara lantang terus kau keluarkan
Sampai mengusir tikus-tikus kemalasan di otak kami
Tanpa mengenal lelah kau terus mendidik kami
Meski keringat bercucuran dan gaji tak seberapa
Dibandingkan gaji para aparatur-aparatur negara yang tidak adil
Guru… nama yang akan selalu dikenang sepanjang masa
Dengan kelincahan menarikan sebatang kapur
Di atas papan tulis yang mulai mengantuk
Dan terus mendidik hingga kami mendapatkan arti pentingnya kehidupan
2. Pipit Kecil - karya Zuarni, S.Pd.
Awal jumpa kita, kami bukan siapa-siapa
Hanya pipit kecil dengan paruh menganga dan sayap setengah terbuka
Kami hanya berputar… berputar…
Dan hinggap di pundak ilmu guru-guru kami
Awal jumpa kita, kami bukan apa-apa
Hanya sobekan-sobekan kertas tak bermakna
Menunggu tangan-tangan kokoh dan jemari lentik guru kami
Merangkainya menjadi buku yang patut diperhitungkan
Guruku… lihatlah pipitmu
Kami telah seperkasa garuda, selincah merpati
Dengan ilmu dan petuahmu
Picing mata nanar telah sejelita mentari siang hari
Langkah seok… telah mantap menapaki jalan tajam beronak
Kini pipitmu… telah siap terbang…
Terbang memetik cita-cita kehidupan
Dia meninggalkan secuil sejarah hidup kami di sini.