BPBD Bantul Catat Ada Empat EWS Tsunami di Pesisir Pantai Selatan Rusak

BPBD Bantul mencatat ada empat EWS tsunami di pesisir pantai selatan yang mengalami kerusakan atau sedang dalam pemeliharaan

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul telah menyiagakan perangkat  early warning system (EWS) sebagai upaya mencegah jatuhnya korban saat terjadi bencana.

EWS yang saat ini terpasang adalah untuk tsunami dan tanah longsor. 

Namun demikian, BPBD Bantul mencatat ada empat EWS tsunami di pesisir pantai selatan yang mengalami kerusakan atau sedang dalam pemeliharaan.

Komandan Pusdalops BPBD Bantul, Aka Luk Luk Firmansyah, menjelaskan total EWS tsunami di Bantul berjumlah 29 buah.

Dari jumlah tersebut empat di antaranya mengalami kerusakan sehingga tersisa 25 EWS yang berfungsi dan tersebar di wilayah kapanewon Srandakan, Sanden dan Kretek.

Aka menyatakan sudah melakukan perbaikan terhadap keempat EWS yang rusak tersebut.

Langkah perbaikan pun diupayakan oleh BPBD Bantul secepatnya sehingga alat peringatan dini bencana itu bisa segera berfungsi kembali.
 
"Untuk saat ini ada empat EWS tsunami yang dalam perbaikan. Sementara untuk EWS bencana longsor ada tiga dan berfungsi semua," jelasnya Senin (21/11/2022).

Terkait EWS tanah longsor, dirinya memastikan semua alat tersebut berfungsi dengan baik.

Adapun ketiga alat tersebut dipasang di tiga wilayah yakni kalurahan Wonolelo di kapanewon Pleret, Srimartani di kapanewon Piyungan, dan Selopamioro di kapanewon Imogiri.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanta mengakui bahwa EWS untuk tanah longsor memang masih sedikit.

Meski sudah ada bantuan dari Provinsi DIY di tiga titik lainnya, namun tetap total jumlah tersebut belum bisa mengcover potensi longsor di Kabupaten Bantul.  

“Untuk EWS tsunami pun kita masih kekurangan, baru punya 29. Ini masih kekurangan kalau dibandingkan dengan perkembangan penduduk saat ini. Masih kekurangan 40-an EWS. Dan ke depan akan mengajukan (pengadaan EWS),” terangnya.

Meski demikian, dirinya mengimbau agar  masyarakat tetap waspada dengan potensi longsor yang ada di Kabupaten Bantul.

Dijelaskannya, tingkat ancaman tinggi bencana longsor tersebar di tiga wilayah.

Mayoritas merupakan wilayah dengan kontur tanah perbukitan yakni kapanewon Pundong, Imogiri, dan Piyungan.

“Kami mengimbau agar warga masyarakat tetap waspada. Masyarakat yang dekat dengan tebing, sementara untuk mengungsi dulu apalagi kalau hujan. Selain itu bisa juga bisa membuat semacam drainase. Yang membuat longsor kan karena kejenuhan tanah, kalau air bisa lancar, maka akan mengurangi beban,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved