KTT G20 Bali

Apa Isi Pembicaraan 3 Jam 20 Menit Antara Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping

Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping bertemu selama 3 jam 20 menit di The Arvala Kempinski Bali, Senin (14/11/2022) sore.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Noel Celis / AFP
Orang-orang berjalan melewati layar yang menunjukkan Presiden China Xi Jinping di Museum Partai Komunis China di Beijing pada 4 September 2022. - Presiden China, Xi Jinping akhirnya muncul ke publik pada Selasa (27/9) setelah diguncang rumor kudeta militer. 

TRIBUNJOGJA.COM, WASHINGTON – Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden bertemu selama 3 jam 20 menit di sela-sela KTT G20 Bali yang berlokasi di Hotel The Arvala Kempinski.

Pertemuan digelar Senin (14/11/2022) sore, menjelang pembukaan puncak KTT G20. Apa isi pertemuan dan pembicaraan di dalamnya?  

Pada intinya, kedua pemimpin sepakat mempertahankan komunikasi, bekerja sama lebih baik untuk memenuhi harapan dunia, dan sepakat perang nuklir tidak boleh dilakukan.

Pertemuan di Bali yang pertama bagi kedua pemimpin sejak Joe Biden menjadi Presiden AS pada 2021.

Baca juga: Terpilih Kembali Pimpin PKC, Xi Jinping Bertekad Bawa China Makin Kuat

Baca juga: Setelah Tolak Joe Biden, Arab Saudi Bersiap Sambut Xi Jinping di Riyadh

Menurut penjelasan Gedung Putih, Joe Biden mengingatkan Xi mereka telah bertemu berkali-kali ketika dia menjadi wakil presiden.

Sementara pemimpin China mencatat pertemuan langsung terakhir mereka adalah di Forum Ekonomi Dunia di Davos, pada 2017.

Selama percakapan mereka berikutnya, Biden mengatakan kepada Xi Jinping AS bermaksud untuk terus bersaing dengan penuh semangat dengan China.

Tapi tidak bermaksud membawanya sebagai konflik. Kedua negara harus bekerja sama untuk mengatasi masalah transnasional karena itulah yang diharapkan masyarakat internasional.

Presiden AS juga mengangkat keprihatinan tentang hak asasi manusia di China, dan mengatakan kepada Xi kebijakan AS tentang Taiwan tidak berubah.

Namun, dia keberatan dengan tindakan koersif dan semakin agresifnya Beijing, dan mengangkat praktik ekonomi non-pasar China.

Biden juga membahas masalah orang Amerika yang ditahan secara salah oleh China. Dia mengutuk Korea Utara dan mengulangi komitmen kuat untuk membela sekutunya di Indo-Pasifik.

Para pemimpin AS dan China menegaskan kembali kesepakatan mereka bahwa perang nuklir tidak boleh diperjuangkan dan tidak akan pernah bisa dimenangkan.

“Keduanya menggarisbawahi penentangan mereka terhadap penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir di Ukraina,” kata Gedung Putih lewat penjelasan persnya.

Dalam sambutan singkat sebelum diskusi bilateral, Biden mengatakan kedua negara perlu menunjukkan kepada dunia mereka dapat mengelola perbedaan mereka.

“Sejarah adalah buku pelajaran terbaik. Kita harus menganggapnya sebagai cermin dan membiarkannya memandu masa depan,” kata Xi Jinping.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved