Konflik China Taiwan

Mengapa Xi Jinping Minta Tentara China Bersiap Hadapi Perang?

Kepada seluruh tentara China, Xi Jinping meminta agar menyiapkan energi yang dimiliki guna menghadapi pertempuran.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
AFP
Barisan tentara China saat parade militer di Zhurihe di China utara, Juli 2017 lalu. Presiden Xi yang kembali mengumpulkan tentaranya, Rabu (3/1/2018) mengingatkan pasukannya untuk selalu siap tempur. 

TRIBUNJOGJA.COM, BEIJING - Presiden China Xi Jinping memberikan sinyal soal konflik dengan Taiwan dan Amerika Serikat (AS) dengan meminta seluruh militernya untuk mempersiapkan diri menghadapi situasi keamanan yang tidak stabil dan tidak pasti.

Kepada seluruh tentara China, Xi Jinping meminta agar menyiapkan energi yang dimiliki guna menghadapi pertempuran.

Menurut Xi, badai bahaya saat ini tengah mendekat sehingga tentara China harus mempersiapkan diri untuk mengatasinya.

Caranya dengan memperkuat latihan perang, meningkatkan kemampuan berperang untuk meraih kemenangan.

“Fokuskan semua energi (Anda) untuk pertempuran, bekerja keras untuk berjuang dan tingkatkan kemampuan (Anda) untuk menang,” katanya seperti dikutip dari Kompas.com yang melansir pemberitaan Guardian.

Menurut Xi, situasi keamanan di China saat ini dalam kondisi tidak stabil dan tidak pasti.

Untuk itu, menurutnya, seluruh tentara harus bersikap tegas untuk membela kedaulatan negara dari ancaman pihak-pihak luar.

Permintaan Xi terhadap tentara China untuk bersiap dan memperkuat diri ini sebelumnya sudah pernah disampaikan beberapa tahun silam.

Baca juga: China Pamer Jet Siluman J-20 Hingga Drone Tempur Jarak Jauh Wing Loong

Setidaknya Xi sudah dua kali menyampaikan seruan serupa kepada tentaranya yakni pada 2013 dan 2017 silam.

Tapi analis politik mengatakan dia telah meningkatkan retorikanya kali ini.

Dalam kunjungan serupa ke pusat komando pada 2016, pemimpin berusia 69 tahun itu mengatakan kepada para perwira untuk “setia” dan “cerdik” dalam pertempuran, serta “berani dan mampu memenangkan perang”.

Seruannya kali ini menurut seorang pengamat senior di Jamestown Foundation yang berbasis di Washington, Willy Lam, merupakan pesan yang dikirim ke Amerika Serikat dan Taiwan.

Adapun menurutnya, meskipun kekuatan militer China belum setara dengan AS, pengambilan keputusan Xi tidak selalu berdasarkan perhitungan rasional.

Xi telah membuat serangan terselubung terhadap dukungan AS yang semakin eksplisit untuk Taipei di kongres partai ke-20, yang berakhir di Beijing bulan lalu, dengan menyalahkan “campur tangan asing” karena memperburuk ketegangan.

Xi melihat merebut Taiwan sebagai bagian penting dari warisannya dan mengatakan dalam pidato pembukaannya di kongres: “Kami tidak akan pernah berjanji untuk menyingkirkan (opsi) penggunaan kekuatan.”

Joe Biden sementara itu telah berulang kali berjanji bahwa AS akan membela Taiwan jika diserang.

Setelah ketua DPR AS, Nancy Pelosi, mengunjungi Taiwan pada Agustus, Tentara Pembebasan Rakyat dilaporkan memindahkan beberapa kapal perang dan pesawat di dekat garis tengah, perbatasan tidak resmi antara China dan Taiwan di Selat Taiwan.

Xi dalam beberapa bulan terakhir telah menggunakan nada yang semakin agresif untuk mendesak kadernya untuk “berani berjuang” dan meningkatkan “semangat juang” mereka untuk membela kepentingan nasional di lingkungan politik yang tidak bersahabat.

Dalam pidato pembukaannya di kongres partai, ia menggunakan kata douzheng ("perjuangan") sebanyak 17 kali.

Ini mengingatkan kembali pada penekanan Mao Zedong pada "perjuangan kelas" dan memerangi pengaruh asing, imperialis.

Pada kesempatan yang sama, Xi juga menggunakan kata untuk "keamanan," sekitar 50 kali.

Minggu ini seorang juru bicara kementerian luar negeri China mengkritik kunjungan menteri perdagangan Inggris Greg Hands ke Taiwan, dan mengatakan kepada pemerintah Inggris untuk "berhenti mengirim sinyal yang salah kepada pasukan separatis untuk kemerdekaan Taiwan".

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved