Berita Jogja Hari Ini
Komisi B DPRD DIY Dorong Pemda Bangun Ekosistem Digital untuk Bangkitkan Ekonomi UMKM
Anggota Komisi B DPRD DIY, Dwi Wahyu Budiantoro mengatakan, perkembangan teknologi yang begitu pesat harus disikapi dengan pemanfaatan teknologi digit
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemda DIY diminta untuk terus mendorong ekosistem digital sebagai pembangkit ekonomi masyarakat sekaligus untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Hal itu perlu dilakukan untuk mendorong pemulihan ekonomi DIY pasca merebaknya pandemi Covid-19.
Anggota Komisi B DPRD DIY, Dwi Wahyu Budiantoro mengatakan, perkembangan teknologi yang begitu pesat harus disikapi dengan pemanfaatan teknologi digital tak terkecuali pada sektor UMKM.
"UMKM harus berinovasi dan secara proaktif mengambil peluang dalam semangat kewirausahaan, Untuk itu para pelaku UMKM dituntut beradaptasi dan mengikuti perkembangan teknologi, agar dapat mencapai tujuan dari revolusi industri 4.0 itu sendiri," jelasnya, Kamis (10/11/2022).
Baca juga: Produksi Benih Hortikultura Purworejo Capai Rp140 Miliar per Tahun
Di tengah situasi yang semakin membaik pasca pandemi Covid-19, masyarakat masih berjuang dalam upaya pemulihan ekonomi.
Upaya ini tentu harus menjadi perhatian bersama agar pemulihan ekonomi di DIY bisa segera bangkit. Apalagi perekonomian di DIY didominasi oleh UMKM yakni sebesar 98,4 persen dan juga menyerap tenaga kerja mencapai 79 % .
Salah satu implementasi digitalisasi system yang sudah berhasil di Tahun 2022 adalah penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai alat untuk transaksi jual beli bagi para pedagang Pasar Beringharjo.
Tercatat ada sebanyak 5.280 pedagang di Pasar Beringharjo, dimana 1.300 pedagang sudah menggunakan QRIS. Sementara untuk target tahun ini sebanyak 4.000 pedagang di Pasar Beringharjo harus sudah menggunakan QRIS dalam melakukan transaksi jual beli.
Lebih lanjut, komitmen untuk terus mendorong pengembangan talenta digital dan digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), seharusnya terus dilakukan.
Berbagai program harus dikencangkan agar UMKM dapat segera naik kelas mewujudkan masyarakat sejahtera, program tersebut diantaranya mendorong peningkatan literasi digital bagi UMKM.
"Ini perlu dipahami bahwa literasi digital yang dimaksud bukan hanya pada pengembangan system engine, tetapi juga pengembangan social engine, yaitu pengelolaan media sosial untuk membuat konten kreatif yang menarik dan media promosi yang efektif," jelasnya.
Kemudian juga perlu mendorong percepatan ekosistem digital bagi UMKM, yaitu menyiapkan infrastruktur pendukung seperti membuatkan market hub, sebuah marketplace yang menjadi media transaksi online berbagai jenis produk UMKM, selain juga melibatkan komponen media (publikasi), akademisi (planning) dan praktisi bisnis (pengalaman praktis) sebagai supporting system.
Langkah berikutnya adalah mendorong produk UMKM yang lebih variatif, yaitu inovasi produk dari berbagai lintas sektoral. Hasil pertanian bisa diolah dan dikemas menjadi produk UMKM unggulan, hasil perikanan dapat diolah menjadi berbagai jenis olahan ikan yang bisa dipasarkan dengan kemasan yang menarik, dan lain sebagainya.
"Juga mendorong kepedulian khususnya anak muda yang memiliki pengetahuan tentang teknologi agar care terhadap isu digitalisasi UMKM," tandasnya,
Dia mencontohkan, kisah sukses TUKONI yang menjadi inisiator agensi bagi brand lokal di Yogyakarta, khususnya food and beverage, bisa menjadi point yang menarik.