Atap SD Muhammadiyah Playen Ambruk
Siswa Korban Atap Sekolah Runtuh Trauma, Tutupi Muka dengan Bantal Saat Tidur Hingga Teriak-teriak
Di rumah, setelah peristiwa yang menewaskan satu orang siswa ini, mereka susah tidur. Ada siswa yang menutupi wajahnya dengan bantal.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Para siswa SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul yang menjadi korban runtuhnya atap sekolah ternyata mengalami trauma.
Di rumah, setelah peristiwa yang menewaskan satu orang siswa ini, mereka susah tidur. Ada siswa yang menutupi wajahnya dengan bantal.
Bahkan ada siswa yang terbangun lalu berteriak seperti sedang ketakutan.
Para siswa ini memang menyaksikan dengan mata kepala dan mengalami sendiri detik-detik peristiwa runtuhnya atap sekolahan.
Menindaklanjuti hal ini, Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA), Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Gunungkidul akan melakukan trauma healing bagi para siswa yang menjadi korban
Kepala UPT PPA, Dinsos-PPPA Gunungkidul, Aris Winata mengungkapkan para pelajar SD Muhammadiyah Bogor Playen tersebut hingga kini masih mengalami trauma.
"Mereka sampai terganggu pola tidur dan kesehariannya karena kejadian kemarin," kata Aris dihubungi pada Rabu (08/11/2022).
Ia mengatakan trauma healing perlu dilakukan untuk mengembalikan kondisi psikis anak-anak.
Pihaknya pun akan menerjunkan psikolog untuk penanganan.
Meski demikian, proses trauma healing ini menunggu hingga penanganan medis terhadap seluruh pelajar selesai dilakukan.
Adapun saat ini para korban masih dalam proses pemulihan medis.
"Nanti kalau secara medis sudah dinyatakan stabil, baru akan kami lakukan trauma healing," jelasnya.
Selagi menunggu pemulihan, Aris mengatakan pihaknya tengah memetakan tahapan trauma healing yang perlu dilakukan.
Koordinasi dengan sekolah hingga provinsi juga dilakukan.
Panewu Playen, Agus Sumaryono mengakui sudah mendapat informasi soal trauma healing ini. Namum koordinasi akan dilakukan setelah pemakaman salah satu korban.
Kepala SD Muhammadiyah Bogor, Indah Suryani sebelumnya memutuskan aktivitas pembelajaran dihentikan sementara waktu.
Keputusan ini diambil mempertimbangkan kondisi para pelajar. Khususnya yang menjadi Korban dari kejadian kemarin.
"Kalau situasi sudah kondusif, aktivitas sekolah baru akan kami lakukan lagi," ujar Indah.
Kejadian atap ambruk kemarin menyebabkan setidaknya 12 pelajar jadi korban.
Satu mengalami luka serius dan meninggal dunia, sedangkan lainnya mengalami luka ringan.
Kronologi Peristiwa
Atap bangunan Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, ambruk pada Selasa (8/11/2022).
Kapolsek Playen AKP Hajar Wahyudi menyampaikan ambruknya atap bangunan sekolah terjadi sekitar pukul 07.30 WIB pagi.
"Saat itu aktivitas belajar belum dimulai, baru pengajian," kata Hajar.
Adapun atap yang ambruk berada di lantai 2 bangunan sisi belakang sekolah.
Terdapat 3 ruang kelas yang saat kejadian sudah diisi oleh pelajar.
Akibat kejadian ini, Hajar mengatakan setidaknya 12 pelajar terluka.
Satu mengalami luka serius, sedangkan lainnya mengalami luka ringan.
"10 pelajar dilarikan ke Puskesmas terdekat, 2 lainnya dilarikan ke RSUD Wonosari," ungkapnya.
Hajar mengatakan satu pelajar yang dilarikan ke RSUD Wonosari sudah dipulangkan.
Sedangkan satu luka serius masih dalam perawatan intensif.
Belum diketahui pasti penyebab ambruknya atap bangunan.
Adapun saat kejadian, kondisi cuaca sedang cerah, tidak ada hujan maupun angin.
"Kami masih terus menyelidiki kejadian ini," kata Hajar.
Satu Siswa yang Kritis Meninggal
Satu orang siswa meninggal dalam tragedi runtuhnya atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa 8 November 2022.
Siswa SD Muhammadiyah Bogor adalah FA, 12 tahun, yang sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari.
FA adalah siswa SD Muhammadiyah Bogor yang mengalami luka berat dalam tragedi runtuhnya atap sekolah.
Meninggalnya FA dibenarkan oleh Direktur RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati. FA sempat menjalani perawatan intensif di sana.
"Benar, yang bersangkutan meninggal dunia sekitar pukul 21.00 WIB," kata Heru melalui pesan singkat malam ini.
Berdasarkan pantauan Tribun Jogja, jenazah FA dibawa ambulans menuju rumah duka di Kalurahan Ngawu, Playen.
Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 21.55 WIB.
Panewu Playen, Agus Sumaryono mengungkapkan FA merupakan satu-satunya korban luka berat.
Menurut informasi yang beredar, FA sempat berupaya melindungi teman-temannya saat atap ambruk.
"Namun FA sendiri akhirnya berakhir di bawah reruntuhan," ujar Agus.
FA dalam kondisi tak sadarkan diri saat dibawa ke RSUD Wonosari.
Meski demikian, kondisinya sempat membaik setelah mendapatkan penanganan intensif dari tim medis.
Namun malam tadi, kondisinya menurun hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.
FA dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 21.00 WIB.
Lurah Ngawu, Wibowo Dwi Jatmiko mengatakan jenazah FA akan dimakamkan di Grogol, Paliyan.
Ia akan dimakamkan di sebelah makam ayahnya.
Menurutnya, ayah FA juga belum lama ini meninggal dunia. FA sendiri diketahui tinggal bersama kerabatnya di Ngawu. (*)