Migrasi TV Analog ke Digital di DIY

Apa Bedanya TV Analog, TV Digital, TV Kabel, TV Parabola, TV Satelit, Smart TV dan Android TV?

Jangan sampai keliru, simak penjelasan perbedaan TV Analog, TV Digital, TV Kabel, TV Parabola, TV Satelit, Smart TV dan Android TV berikut ini.

Kolase Tribunjogja.com
Apa Bedanya TV Analog, TV Digital, TV Kabel, TV Parabola, TV Satelit, Smart TV dan Android TV? 

TRIBUNJOGJA.COM - Meskipun sebagian dari Anda mungkin masih bisa menikmati siaran televisi (TV) analog di rumah, tapi nantinya Anda tetap harus beralih ke TV Digital untuk menikmati siaran lancar dengan nyaman.

Migrasi dari TV Analog ke TV Digital di Indonesia sebenarnya sudah tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Malaysia dan Singapura misalnya, sudah melaksanakan analog switch off (ASO) sejak 2019.

Sementara itu di Inggris, ASO sudah mulai sejak 17 Oktober 2007 dan rampung pada 24 Oktober 2012.

Amerika Serikat sudah menyuntik mati semua siaran TV Analog sejak 2009 lalu.

Pemerintah Indonesia menjadwalkan siaran TV Analog mati pada 2 November 2022 kemarin.

Kendati demikian, seperti telah disebutkan sebelumnya, masih ada sebagian masyarakat yang bisa menonton TV Analog, meskipun tidak akan berlangsung lama.

Nah, apakah Anda sudah paham bedanya TV Analog, TV Digital, TV Kabel, TV Parabola, Smart TV dan Android TV?

Jangan bingung, mari kita pahami satu per satu dengan pemaparan yang telah dirangkum Tribunjogja.com dari berbagai sumber berikut ini.

1. TV Analog

TV hitam putih
TV hitam putih (NET)

Televisi Analog adalah siaran televisi yang dipancarkan dengan menggunakan variasi voltase dan frekuensi dari sinyal.

Melansir Wikipedia, TV Analog menjadi sistem penyiaran televisi berupa gambar/video dan audio yang pertama kali dikembangkan.

TV Analog menggunakan sinyal analog untuk mengirimkan gambar dan suara.

Adapun sinyal analog yang dimaksud berupa gelombang AM (Amplitudo Modulation) dan FM (Frequency Modulation).

Agar bisa mendapatkan siaran televisi analog, maka masyarakat butuh alat penangkap sinyal yang disebut antena. 

Pada siaran televisi analog, semakin jauh letak antena dari stasiun pemancar televisi, maka sinyal yang diterima akan semakin lemah.

Akibatnya, gambar dan suara yang diterima oleh pesawat televisi menjadi buruk. Bisa jadi gambarnya buram, suara kresek-kresek, terdapat distorsi warna, dan sebagainya.

Perangkat televisi zaman dulu (jadul) seperti TV tabung, biasanya masih analog. Artinya, perangkat televisi tersebut menangkap sinyal analog dan menerjemahkannya menjadi gambar dan suara.

Namun, seiring perkembangan zaman, model TV terus berubah. Ada model TV tipis dengan panel Liquid Crystal Display (LCD) maupun Light Emitting Diode (LED).

Apakah TV LCD dan TV LED sudah digital? Belum tentu.

Ada juga TV model LCD atau LED yang masih analog. Artinya, perangkat televisi tersebut hanya punya tuner untuk menerjemahkan sinyal analog, tidak punya tuner untuk sinyal digital.

Jika TV LCD dan TV LED masih analog, maka akan butuh alat set top box (STB) agar bisa menerjemahkan sinyal digital yang berupa rangkaian angka nol (0) dan satu (1).

Siaran TV analog termasuk dalam televisi terestrial, yaitu sebuah sistem penyiaran televisi yang tidak melibatkan transmisi satelit. 

Biasanya, hanya menggunakan gelombang radio melalui pemancar atau antena televisi. 

Siaran televisinya pun gratis. Ada banyak kanal atau saluran televisi publik yang bisa dinikmati, baik itu milik pemerintah maupun swasta.

Ada TVRI, Kompas TV, SCTV, RCTI, MNC, GTV, Metro TV, tvOne, TRANS TV, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Warga Jogja, Simak 5 Syarat Dapat Set Top Box (STB) GRATIS dari Pemerintah buat Nonton TV Digital

2. TV Digital

Ilustrasi siaran tv digital
Ilustrasi siaran tv digital (dok.istimewa)

Televisi digital juga merupakan bagian dari terestrial seperti TV Analog, sehingga TV Digital juga butuh antena untuk menangkap sinyal siaran.

TV Digital itu gratis, karena dapat sinyal dari siaran televisi publik dari berbagai kanal. Mulai dari TVRI, Kompas TV, RCTI sampai Metro TV.

Perlu diketahui, yang menjadi pembeda antara TV Digital dan TV Analog bukanlah perangkat televisinya, ya.

Seperti disebutkan tadi, TV dengan model baru seperti TV LCD atau TV LED belum tentu sudah digital, bisa saja masih analog, tergantung tuner yang ada di dalamnya.

Bagi Anda yang kebetulan membeli perangkat TV Digital, pasti sudah ada tuner digital yang mampu menerjemahkan data ke gambar dan suara. 

Anda tidak butuh lagi alat STB untuk menikmati siaran TV Digital.

Jika didefinisikan, TV Digital adalah jenis siaran televisi yang menggunakan modulasi digital dalam bentuk bit data seperti pada komputer.

Menurut Wikipedia, televisi digital menggunakan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. 

Aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran TV dikembangkan di pertengahan tahun 1990-an dan diujicobakan pada 2000.

Sama-sama televisi terestrial tapi beda sistem dan fitur, begitulah singkatnya penjelasan TV Digital vs TV Analog.

Dari segi rasio, TV Digital punya rasio 16:9, lebih lebar daripada rasio gambar TV Analog.

Karena wujud data yang diolah berbeda, kualitas gambar dan suara siaran TV Digital juga lebih stabil.

Jika memang antena tidak menangkap sinyal, TV Digital akan langsung mati atau ada keterangan “Tidak Ada Sinyal”. 

Beda dari TV Analog yang tetap menyajikan gambar meskipun wujudnya buram dan suara kresek-kresek.

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa baca artikel TV Analog vs TV Digital berikut ini. 

Baca juga: TV Analog vs TV Digital: Cara Kerja, Kualitas, dan Alasan Migrasi, Pahami Dulu Sebelum Sambat Lur

3. TV Kabel 

Ilustrasi seorang pria sedang nonton sepakbola di TV
Ilustrasi seorang pria sedang nonton sepakbola di TV (DOK. qtxasset.com)

Televisi kabel adalah sistem penyiaran acara televisi lewat isyarat frekuensi radio yang ditransmisikan atau disalurkan melalui serat optik tetap atau kabel coaxial.

Cara kerja TV Kabel bermula dari perusahaan penyiaran yang mengirimkan program mereka alias mengirimkan sinyal melalui satelit ke perusahaan kabel lokal.

Kemudian, program tersebut akan ditransmisikan ke kabel coaxial, hingga sampai ke rumah pelanggan.

Penyedia layanan TV Kabel biasanya akan menggunakan amplifier di jalan untuk memperkuat sinyal.

Jadi, TV Kabel bukanlah TV terestrial seperti TV Digital dan TV Analog yang penyiarannya lewat udara dan sinyalnya ditangkap gratis oleh siapapun yang punya antena.

Jika ingin nonton TV Kabel, harus berlangganan dulu. Nah, hal ini juga memungkinan knal atau channel TV Kabel lebih beragam.

Biasanya, ada perusahaan yang menyediakan layanan TV Kabel berlangganan sekaligus layanan internet.

Contohnya IndiHome, MNC Play, Top TV, First Media, Biznet Home, dan sebagainya.

Adapun kanal atau saluran televisi yang tersedia di TV Kabel berlangganan ada beragam, misalnya Baby TV, Nickelodeon, CNN International, Fox News, Cinemax, HBO, tvN, Arirang TV, KBS World, dan lain-lain.

Tentu saja, lewat TV Kabel, Anda masih tetap bisa menikmati siaran televisi yang umumnya ada di TV terestrial, seperti TVRI, Kompas TV, tvOne, RCTI, MNC TV, GTV, TRANS TV.

Melansir Wikipedia, sistem TV Kabel sebenarnya mirip seperti radio, di mana frekuensi yang berbeda bisa digunakan untuk menyebarkan banyak saluran lewat satu kabel. 

Nantinya, ada sebuah kotak penerima yang digunakan untuk memilih saluran televisi.

Nah, kini sistem televisi kabel modern sudah menggunakan teknologi digital untuk menyiarkan lebih banyak channel televisi. 

Tidak seperti sistem analog yang memakan lebih banyak tempat sehingga salurannya terbatas.

Seperti diwartakan Tribunjogja.com sebelumnya, pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan sinyal TV analog sangat boros.

Dalam kasus TV analog, hanya satu channel TV saja bisa menghabiskan 8 megahertz (mhz). Sedangkan untuk TV digital, 8 mhz tersebut bisa memuat hingga 12 channel. 

Baca juga: TV Analog vs TV Digital: Cara Kerja, Kualitas, dan Alasan Migrasi, Pahami Dulu Sebelum Sambat Lur

4. TV Parabola atau TV Satelit

Ilustrasi parabola, penangkap sinyal TV Satelit
Ilustrasi parabola, penangkap sinyal TV Satelit (DOK. aolcdn.com)

Jenis televisi berikutnya adalah TV Satelit atau yang biasa disebut TV Parabola.

Melansir Wikipedia, TV Satelit atau TV Parabola adalah siaran televisi yang dipancarkan dengan cara yang mirip seperti komunikasi satelit.

TV Satelit atau TV Parabola bisa disamakan dengan televisi lokal dan televisi kabel.

Tidak seperti TV Analog dan TV Digital yang merupakan bagian dari TV terestrial gratisan, TV Satelit atau TV Parabola bisa dinikmati jika Anda berlangganan, sama seperti TV Kabel.

Pada berbagai tempat di planet Bumi ini, layanan TV Satelit menambah sinyal lokal yang sudah kuno, dan menghasilkan jangkauan saluran televisi serta layanan yang lebih luas.

Cara kerja TV satelit adalah stasiun pemancar akan memberikan sinyal yang kemudian diterima oleh satelit.

Sinyal tersebut kemudian akan diteruskan atau dipancarkan ulang ke bumi, dan ditangkap oleh antena parabola yang ada di rumah pelanggan TV Satelit.

Parabola akan menangkap sinyal dari satelit, lalu perangkat televisi akan memproses sinyal yang diterima, sehingga muncul gambar dan suara di TV Anda.

Beberapa contoh perusahaan penyedia TV Satelit berlangganan antara lain MNC Vision, K-Vision, Transvision, Skynindo, Nex Parabola, dan lain-lain.

Adapun beberapa saluran TV yang bisa dinikmati oleh pelanggan TV Satelit antara lain IDX Channel, Cartoon Network, Nickelodeon, HBO, tvN, BBC World News, CNN International, Fox News, Cinemax, Paramount Network, dan sebagainya.

Baca juga: Cek Harga STB di Toko Online November 2022 untuk Nonton Siaran TV Digital

4. Smart TV 

LG Smart TV 21
LG Smart TV 21 (NET)

Handphone (HP) biasa yang hanya memungkinkan untuk menelepon dan kirim pesan lewat short message service (SMS) kini sudah migrasi ke smartphone atau ponsel pintar yang bisa apa saja dengan berbagai pilihan aplikasi canggih.

Begitu juga dengan perangkat televisi. Sekarang sudah banyak perusahaan elektronik yang menjual perangkat televisi pintar atau Smart TV.

Melansir laman resmi Samsung, jika dijelaskan secara singkat, Smart TV adalah TV + internet + aplikasi.

Jadi, di Smart TV, Anda bisa mengakses internet dan juga berbagai aplikasi yang biasa Anda lakukan di smartphone.

Berbeda dari TV Kabel dan TV Satelit atau TV Parabola yang harus beli perangkat TV berkualitas bagus sekaligus langganan dulu untuk menikmati konten, di Smart TV, Anda bisa langsung menikmati.

Syaratnya, tentu harus terhubung dulu dengan internet, ya. Sama seperti smartphone yang akan mati kutu tanpa internet, fitur di Smart TV juga bakal “mati” jika tidak terhubung internet.

Sebagai informasi, umumnya Smart TV yang dijual di pasaran saat ini sudah mendukung siaran TV Digital, jadi Anda tidak perlu beli STB lagi buat nonton siaran TV.

Jika sudah punya Smart TV, Anda bisa mengakses aplikasi Netflix, Amazon, Viu, YouTube, Spotify, aplikasi game dan sebagainya.

Tentu saja, jika ingin nonton Netflix di Smart TV Anda tetap harus langganan paket streaming Netflix, ya. 

Sebagai catatan, sama seperti smartphone yang punya sistem operasi yang berbeda-beda, ada yang pakai OS Android, iOS, Windows, dll, smart TV juga demikian.

Inilah yang membedakan Smart TV dengan Android TV. 

Baca juga: Daftar Harga TV Digital Rp 1 Jutaan di Toko Online Jogja, Ada Polytron, Sharp, Samsung, Changhong

5. Android TV

Foto Android TV
Foto Android TV (DOK. Croma)

Smart TV dan Android TV memang serupa tapi tak sama. Keduanya adalah TV pintar yang bisa menonton TV, mengakses internet, dan mengakses aplikasi.

Termasuk di dalamnya aplikasi streaming seperti Netflix, Amazon, Spotify, dan sebagainya.

Lantas apa bedanya Smart TV dan Android TV?

Mengutip Kompas.com, beda smart TV dan Android TV adalah tentang akses aplikasinya.

Android TV punya layanan Google Play Store sehingga bisa unduh aplikasi streaming dan game apa saja yang ada di Google Play Store.

Sedangkan, biasanya aplikasi yang ada di Smart TV sudah terpasang secara default, tidak bisa sebebas Android TV jika ingin unduh dan pasang aplikasi tambahan lagi.

Selain itu, Android TV juga memberikan kemudahan akses bagi pengguna karena sudah dilengkapi dengan asisten virtual Google Assistant. 

Anda bisa mematikan TV dengan perintah suara, bisa ganti channel pakai suara, bisa juga menaikkan volume pakai suara.

Secara keseluruhan, Android TV memang terbilang lebih unggul dibandingkan smart TV, tapi bukan berarti smart TV tidak layak dibeli. 

Ada juga kok Smart TV yang sudah pakai sistem operasi mumpuni sehingga punya fitur-fitur seperti Android TV.

Hal yang harus digaris bawahi adalah produknya. Anda harus cek dulu spesifikasi dan fitur lengkap Smart TV vs Android TV yang ingin Anda beli.

Bagaimana, sudah paham kan perbedaan Smart TV dan Android TV?

Baca juga: Siaran TV Analog Mati Hari Ini: Migrasi TV Digital Bayar atau Gratis? Apa Itu Set Top Box?

Jika dirasa aplikasi dan layanan kurang lengkap, Anda bisa membekali Smart TV atau Android TV yang Anda punya di rumah tersebut dengan langganan TV Kabel atau TV Satelit.

Dengan begitu, perangkat televisi pintar milik Anda di rumah bisa mengakses lebih banyak channel lagi

Semoga Anda sudah jelas dan paham dengan perbedaan TV Analog, TV Digital, TV Kabel, TV Parabola atau TV Satelit, Smart TV, serta Android TV, ya.

(Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved