Berita Bantul Hari Ini
Polsek Piyungan Dirikan Tenda Pantauan Lalu Lintas di Jalan Yogya-Wonosari yang Longsor
Pendirian tenda tersebut merupakan tindak lanjut arahan Dir Lantas Polda DIY untuk membantu kelancaran arus lalu lintas.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Unit Lantas Polsek Piyungan mendirikan tenda pantauan arus lalu lintas di tempat area tanah longsor di jalan Yogya-Wonosari Km 17 Dusun Plesetan Srimulyo Piyungan Bantul , Rabu (2/11/2022).
Kanit Lantas Polsek Piyungan Iptu Giyarto mengatakan bahwa pendirian tenda tersebut merupakan tindak lanjut arahan Dir Lantas Polda DIY untuk membantu kelancaran arus lalu lintas.
"Hari ini personel Lantas Polsek Piyungan mendirikan tenda dalam kesiapsiagaan anggota dalam memantau kendaraan yang melintas di area tanah longsor,” ujarnya.
Selain itu, anggota juga dengan cepat bisa melakukan pengaturan lalu lintas apabila terjadi kemacetan maupun penumpukan antrean kendaraan panjang.
Baca juga: Longsor di Jalan Jogja-Wonosari Piyungan Bantul, Ini Jalur Alternatif untuk Hindari Kemacetan
Satu di antara rekayasa lalu lintas yang dilakukan adalah dengan buka tutup di jalur tersebut.
"Kami mengimbau masyarakat agar mencari jalan alternatif lainnya namun bila terpaksa akan melewati jalan ini diharapkan agar berhati-hati,” tambahnya.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Bantul telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor 434 tahun 2022 untuk menghadapi bencana hidrometeorologi.
Langkah ini sebagai upaya mengantisipasi bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang seiring dengan masuknya musim penghujan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Agus Yuli Herwanta, menyatakan dengan adanya SK tentang Status Siaga Darurat tersebut pihaknya lebih leluasa melangkah dalam menghadapi bencana hidrometeorologi selama musim penghujan ini. Langkah yang dimaksud seperti mengaktifkan kembali 29 posko pemantauan bencana di wilayah yang rawan terjadinya bencana gerakan tanah, luapan air, hingga angin kencang.
Adapun dari data yang telah ia himpun terdapat delapan kapanewon yang memiliki tingkat ancaman tinggi terhadap bencana banjir.
Wilayah tersebut yakni Kapanewon Bantul, Kretek, Pleret, Pundong, Piyungan, Jetis, Banguntapan dan Imogiri.
Sementara untuk wilayah dengan tingkat ancaman tinggi bencana longsor tersebar di tiga wilayah. Mayoritas merupakan wilayah dengan kontur tanah perbukitan yakni kapanewon Pundong, Imogiri, dan Piyungan.
Baca juga: Longsor di Jalan Yogya-Wonosari, Polres Gunungkidul Lakukan Rekayasa Lalin
“Dengan adanya SK Siaga Darurat Bencana juga memungkinkan semua OPD, termasuk pemerintah kalurahan menganggarkan untuk antisipasi terjadinya bencana, seperti pembersihan saluran drainase, pemangkasan pohon yang rindang, serta pemantauan tanah-tanah yang kemungkinan rawan terjadinya longsor,” urainya.
Sebelumnya Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menuturkan bahwa Kabupaten Bantul adalah kabupaten dengan potensi kebencanaan yang cukup tinggi.
Ia berharap koordinasi dan kolaborasi antara relawan dan pemerintah terus dilakukan sebagai upaya mitigasi bencana.
"Mari kita terus bergandengan tangan, bahu membahu untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Tanpa konsolidasi yang efektif, pemerintah dan aparat keamanan tidak cukup memadai untuk menghadapi bencana yang terjadi, tanpa sinergi dengan berbagai pihak terutama relawan kebencanaan,” tambahnya.( Tribunjogja.com )