Kesaksian Mbah Surip, Temukan Harta Karun Emas Kuno di Wonoboyo Klaten 32 tahun Silam

Harta karun emas yang ditemukan berupa perhiasan emas dan perak, kepingan uang emas hingga guci dan artefak lainnya.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM/ ALMURFI SYOFYAN
Surip Siswomiharjo (kanan), penemu harta karun emas kuno di Wonoboyo, Jogonalan, Klaten saat TribunJogja.com temui di rumahnya, Selasa (1/11/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Desa Wonoboyo di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pernah menggemparkan Indonesia pada Oktober 1990 silam.

Kala itu, enam orang yang sedang menggali tanah uruk bernama Witomoharjo, Dadi, Dodo, Marno, Hadi Sihono dan Surip Siswomiharjo menemukan harta karun emas yang diduga kuat merupakan peninggalan zaman kerajaan Mataram kuno.

Adapun harta karun emas yang ditemukan berupa perhiasan emas dan perak, kepingan uang emas hingga guci dan artefak lainnya.

Satu dari enam warga penemu harta karun emas itu adalah Surip Siswomiharjo.

Saat ditemui Tribunjogja,com, ia berkisah saat menemukan harta karun emas itu kala siang hari.

Kala itu, cangkul yang digunakan untuk menggali tanah menghantam benda keras.

Kemudian muncul kilauan cahaya. Setelah dilakukan penggalian secara hati-hati ternyata ditemukan sebuah guci keramik China berukuran cukup besar di kedalaman 3 meter.

Keenam penggali tanah uruk di sawah milik Nyonya Cipto itu lalu mengangkat guci itu ke permukaan.

"Ternyata di dalam guci itu ada perhiasan emas, perak, uang logam dan lainnya," ucapnya saat berbincang dengan TribunJogja.com, di rumahnya di Dukuh Wonoboyo, Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Selasa (1/11/2022).

Kabar temuan harta karun emas itu kata dia langsung viral dan beredar seperti angin berhembus.

Puluhan bahkan ratusan masyarakat berbondong-bondong datang ke lokasi penemuan.

Tak hanya warga Desa Wonoboyo dan Kabupaten Klaten saja, warga dari luar Klaten juga mendatangi desa itu.

"Suasananya seperti orang tamasya, ramai dan berdesakan datang ke sini," kenangnya.

Menurut Mbah Surip, temuan harta karun itu lantas dilaporkan ke pihak desa dan selanjutnya diteruskan ke purbakala dan akhirnya diambil oleh Museum Nasional Indonesia.

Diakui ayah dua anak itu, meski semua hasil temuan sudah diserahkan ke Museum Nasional, namun para arkeolog hingga orang tak dikenal tetap berdatang ke desa itu.

Mereka melakukan penelitian dan mencari sisa-sisa penemuan harta karun di desa itu.

"Arkeolog itu mereka meneliti kalau orang tak dikenal datang cari peruntungan, tapi tak ada lagi yang ditemukan setelah penemuan harta karun itu," ucapnya.

Penemuan harta karun itu, lanjut Mbah Surip sampai ke telinga RI 1, Presiden Soeharto, yang kala itu menjabat sebagai kepala negara mengundang enam penemu harta karun itu ke Candi Prambanan.

Saat bertemu Presiden Soeharto, Mbah Surip dan para penemu harta karun dan pemilik lahan mendapatkan bantuan.

"Kalau nominalnya saya nggak ingat, tapi kalau pemilik lahan dapat uang paling banyak sekitar Rp250 juta," ungkapnya.

Sementara para pekerja mendapat sejumlah uang dan itu dibagi rata.

"Kalau saya dapat sekitar Rp35 juta dan itu saya gunakan untuk membeli sawah dan sampai sekarang sawah itu yang saya garap," jelasnya.

Surip mengaku jika dirinya tidak memiliki firasat atau tanda-tanda aneh jika akan menemukan harta karun tersebut.

Namun, seorang temannya pernah berkata jika ia bermimpi menemukan jenazah di dekat rumahnya Surip.

Sementara itu, Kepala Desa Wonoboyo, Supardiyono mengatakan perhiasan kuno dan artefak yang ditemukan di situs harta karun Wonoboyo saat ini berada di Museum Nasional.

"Saya pernah kesana saking banyaknya disitu satu lantai isinya penemuan harta karun Wonoboyo," jelasnya.

Sementara itu, informasi yang TribunJogja.com himpun berat total harta karun emas Wonoboyo yang ditemukan sekitar 16,9 kilogram yang terdiri dari 14,9 kilogram emas dan 2 kilogram perak.

Temuan terdiri dari bokor kembung berukir adegan ramayana, baskom berukir adegan ramayana, gayung, baki, gelang, mangkuk, cincin, guci, piring, subang, tas tangan emas hingga uang logam emas.

Situs Penemuan Harta Karun Emas Wonoboyo Dipastikan aman dari terjangan Tol Yogya-Solo

Konstruksi jalan tol Yogya-Solo yang melewati situs penemuan harta karun emas di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah akan dibangun melayang.

Hal itu terpaksa dilakukan agar tidak merusak kawasan situs penemuan harta karun emas terbesar di Indonesia pada Oktober 1990 tersebut.

General Manager Lahan dan Utilitas, PT Jogja-Solo Marga Makmur (JMM), Muhammad Tilawatil Amin mengatakan jalan tol Yogya-Solo nantinya dibangun melayang di ketinggian 9 meter dari permukaan tanah.

"Panjang jalan layangnya sekitar 80 meter dan tingginya di bawah 10 meter atau sekitar 9 meter ya," ujarnya saat berbincang dengan TribunJogja.com di Balai Desa Wonoboyo, Selasa (1/11/2022).

Menurut Amin, dengan panjang jalan layang mencapai 80 meter maka nantinya konstruksi jalan layang akan menggunakan tiang pancang di tengahnya.

"Sebelum dibor, nanti kami akan koordinasi dengan purbakala dulu, kita tes dulu. kalau kawasannya aman akan kita lanjutkan," ucapnya.

Namun, lanjut Amin, jika nantinya ditemukan benda cagar budaya di sekitar lokasi maka lokasi tiang jalan layang akan digeser.

Diakui Amin, pembangunan jalan layang bagi tol Yogya-Solo di Kabupaten Klaten tidak hanya di dekat situs harta karun emas Wonoboyo.

Namun juga di dekat penemuan yoni langka berkepala kura-kura yang ada di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo.

Di sana, PT JMM selaku pengembang jalan tol Yogya-Solo membangun jalan layang sepanjang sekitar 10 meter untuk melintasi yoni langka berkepala kura-kura itu.

Menurutnya, akses menuju yoni langka itu tetap dibuatkan oleh pihaknya karena umat Hindu Klaten masih melaksanakan ibadah di sekitar yoni tersebut.

Sementara itu, Kepala Desa Wonoboyo, Supardiyono membenarkan jika kawasan situs penemuan harta karun emas Wonoboyo akan aman dari terjangan tol.

"Nanti informasinya itu jalan dibikin melayang dan rumah situs ads di bawahnya, akses menuju kesana juga ada," ucapnya.

Ia memaparkan, situs penemuan harta karun emas Wonoboyo itu saat ini sudah dibuat rumah situs dan waterpark.

Adapun lahan yang kena terjang tol area parkir di sisi barat.

"Itu luasnya 1.678 meter persegi dan nilai UGR-nya sekitar Rp3,5 miliar. Ini masuk dalam tanah kas desa," ungkapnya.

Supardiyono menjelaskan jika lahan situs penemuan harta karun emas itu memiliki luas sekitar setengah hektare.

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved