Kerumunan Maut di Itaewon
Kisah Tragis 2022: Tragedi Kanjuruhan dan Itaewon Ada Ratusan Nyawa Melayang di Jatim dan Seoul
Dua tragedi yang menelan ratusan nyawa korban terjadi pada Oktober 2022, yaitu Tragedi Kanjuruhan di Jatim dan Tragedi Itaewon di Seoul. Ini kisahnya.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Muhammad Fatoni
Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada kesempatan sama mengumumkan penetapan 6 tersangka tragedi Kanjuruhan.
Hal itu disampaikan Listyo di Mapolresta Malang Kota pada Kamis (6/10/2022)
Berdasarkan hasil pendalaman, pihak kepolisian menemukan bahwa PT LIB selaku penyelenggara Liga 1 tidak melakukan verifikasi terhadap Stadion Kanjuruhan.
“Verifikasi terakhir (di Stadion Kanjuruhan) dilakukan pada tahun 2020, dan ada beberapa catatan yang seharusnya dipenuhi, khususnya terkait dengan masalah keselamatan bagi penonton,” jelas Kapolri.
Pada 2022 ini, tidak dikeluarkan verifikasi terhadap kelayakan Stadion Kanjuruhan, melainkan hanya menggunakan hasil terakhir periode 2020 lalu.
“Dan belum ada perbaikan dalam catatan tersebut. Kemudian, ditemukan fakta juga penonton yang datang hampir 42.000,” tutur Kapolri.
Padahal, kapasitas Stadion Kanjuruhan hanya 38.000 orang saja. Apalagi, saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19 di mana ada aturan tentang batas kapasitas penonton.
“Sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Regulasi Keselamatan Keamanan PSSI, tentunya kelalaian tersebut menimbulkan pertanggungjawaban,” tutur Listyo.
Atas kerusuhan di Kanjuruhan, Kapolri telah mengumumkan enam tersangka, yaitu:
1. Ketua Panpel Arema FC berinisial AH
2. Direktur PT. LIB berinisial Ir AHL
3. Security officer berinisial SS
4. Kabagops Polres Malang berinisial WSS
5. Brimob Polda Jatim berinisial H, dan
6. Kasat Sammapta Polres Malang berinisial BSA.
Ketua Panpel, Direktur PT. LIB dan Security officer jadi tersangka karena abai atas keselamatan penonton.
Adapun tiga polisi jadi tersangka karena memerintahkan penembakan gas air mata.
Baca juga: Korban Tewas Tembus 151 Orang, Saksi Sebut Halloween 2022 di Itaewon Kurang Polisi
Baca juga: FAKTA-FAKTA Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Sejak Awal Penjualan Tiket Sudah Langgar Aturan
Kronologi Tragedi Kelam di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Sabtu 29 Oktober 2022

Sama-sama terjadi pada Sabtu malam, peristiwa kelam yang menewaskan ratusan nyawa di Stadion Kanjuruhan kembali terulang di gang sempit area Itaewon, Kota Seoul, Korea Selatan.
Pada Sabtu, 29 Oktober 2022, tepat sehari setelah Indonesia merayakan peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022, kabar mengejutkan terdengar dari Negeri Gingseng.
Kurang lebih 100.000 orang memadati kawasan Itaewon untuk merayakan Halloween 2022.
Mereka datang dengan tujuan ingin bersenang-senang. Banyak di antara mereka mengekspresikan diri dengan mengenakan pakaian bertema horor ala Halloween.
Kendati demikian, seperti diwartakan Yonhap News pada Minggu (30/10/2022), pukul 22:15 KST (Korea Standard Time), pihak Pemadam Kebakaran Korea Selatan menerima laporan adanya keadaan darurat di Itaewon.
Puluhan orang melaporkan ada pasien yang kesulitan bernapas di kawasan ramai anak muda itu.
Baca juga: Tragedi Itaewon, Jurnalis Korea Selatan Khawatir Video CPR Korban Tersebar di Situs Web Dewasa
Baca juga: Pengakuan Saksi Tragedi Itaewon: Suasana Mencekam, Mayat di Jalanan, Itaewon Sudah Ramai Sejak Jumat
Kelly Kasulis Cho, jurnalis The Washington Post melalui Twitter pribadinya @KasulisK, Minggu (30/10/2022) pukul 11:06 WIB, bercerita bahwa dirinya menemui saksi tragedi Itaewon yang menginap di Hotel Hamilton.
Untuk diketahui, Hotel Hamilton adalah berada di kawasan Itaewon, lokasinya bersebelahan dengan gang TKP tragedi Itaewon.
“Baru saja saya berbicara dengan dua orang yang menginap di Hotel Hamilton saat penyerbuan (kerumunan) terjadi,” kata Kelly.
“Mereka (saksi tragedi Itaewon) mengatakan kepada saya bahwa dari jendela hotel, mereka mendengar jeritan datang dari gang dan bisa melihat orang-orang memberikan CPR (cardiopulmonary resuscitation atau resusitasi jantung paru),” jelas Kelly.

“Sebelumnya, mereka (saksi) mengatakan bahwa mereka hanya melihat beberapa petugas (polisi) mengatur lalu lintas, tetapi kemudian 20 ambulans dan truk pemadam kebakaran tiba,” jelas Kelly.
“Segera setelah kami mulai melihat orang-orang yang wajahnya ditutup dengan kain handuk, jelas orang-orang itu sudah mati. Itu mengerikan, mengerikan untuk dilihat,” kata saksi tragedi Itaewon kepada Kelly.
Sementara itu per Minggu, 30 Oktober pukul 09:00 KST, pihak berwenang Korea Selatan melaporkan sudah ada 151 korban jiwa dalam tragedi Itaewon.
Melansir Yonhap News, dari total 151 korban jiwa tersebut, 97 orang korban jiwa berjenis kelamin perempuan, sedangkan 54 lainnya laki-laki.
Kepala Pemadam Kebakaran Wilayah Yongsan Choi Seong Beom menyebutkan, sebanyak 19 orang korban jiwa dalam tragedi Itaewon adalah warga negara asing yang berasal dari Iran, Uzbekistan, China, dan Norwegia.

Sementara itu, kata dia, ada setidaknya 82 orang korban luka yang hingga kini masih dalam perawatan medis.
Sebanyak 19 orang korban yang kini masih dirawat mengalami luka serius.
Mayoritas korban dalam tragedi Itaewon adalah anak muda berusia akhir belasan tahun dan 20 tahunan.
Hingga kini, pemerintah Korea Selatan masih menginvestigasi penyebab dari menumpuknya kerumunan di gang sempit area Itaewon yang menelan ratusan korban jiwa tersebut.
Sebagai informasi, tragedi Itaewon ini menjadi salah satu peristiwa paling kelam di sejarah Korea Selatan modern.
Tragedi kelam sebelumnya terjadi pada 2014 lalu, ketika Kapal Feri Sewol karam dan menewaskan 304 orang yang mayoritas adalah siswa sekolah menengah. (Tribunjogja.com/ANR)