Bupati Bantul Abdul Halim Muslih
Bupati Halim Sebut Anggaran BTT Rp10 M untuk Penanggulangan Bencana Alam di Bantul
Pemkab Bantul mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 434 tahun 2022 tentang Status Siaga Darurat Bencana untuk menghadapi bencana hidrometeorologi.
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Bantul telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 434 tahun 2022 tentang Status Siaga Darurat Bencana untuk menghadapi bencana hidrometeorologi.
Baca juga: Pemkab Bantul Siapkan Anggaran Rp 10 Miliar untuk Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi
Baca juga: Bupati Bantul Keluarkan SK Status Siaga Darurat Untuk Hadapi Bencana Hidrometeorologi
Meski prakiraan puncak musim hujan akan berlangsung pada Januari-Februari 2023, saat ini, wilayah Kabupaten Bantul kerap diterpa hujan yang berpotensi menyebabkan bencana, semisal banjir, tanah longsor dan pohon tumbang.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyatakan, bahwa meski tak pernah ada penganggaran secara definitif untuk mengantisipasi bencana, pemkab memiliki skema BTT. Karenanya, sebagai upaya mengantisipasi bencana hidrometeorologi, Pemkab Bantul juga telah menyiapkan anggaran dalam Belanja Tidak Terduga (BTT).
“BTT kita siapkan untuk menghadapi bencana-bencana kurang lebih Rp10 miliar. Bisa dimanfaatkan, tapi harus dengan pemenuhan kriteria kebencanaan,” ujar Bupati Abdul Halim Muslih saat Rapat Komprehensif Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi 2022 di Ruang Mandala Saba, Jumat (14/10/2022).
Selain menyiapkan anggaran untuk antisipasi bencana, Abdul Halim juga meminta agar semua pihak dapat siaga, misalnya Dinas Lingkungan Hidup diminta untuk memantau pohon-pohon yang ada di jalan provinsi atau kabupaten.
“DLH harus memantau jalan provinsi dan kabupaten, melakukan pemangkasan pohon yang rawan roboh. Dinkes harus mempersiapkan RS dan puskesmas dengan segala SDM dan peralatannya. BPBD kita minta menyiapkan seluruh peralatan, dari perahu karet, chainsaw , tenda dan sebagainya,” kata Bupati Halim.
Selain itu ia juga meminta seluruh lurah mulai menetapkan titik evakuasi. Terutama 29 kalurahan di Kabupaten Bantul yang telah diidentifikasi memiliki kerawanan yang tinggi.
“Jangan sampai tempat evakuasi mendadak, begitu longsor bingung ditaruh mana. Maka harus disiapkan titik evakuasi,” tandas Bupati Abdul Halim. (ayu)