Berita Purworejo
BPBD Purworejo Siagakan Personil, Hadapi Ancaman Banjir dan Tanah Longsor
Mulai awal Oktober 2022 hingga Februari 2023 mendatang adalah puncak hujan intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Purworejo .
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Badan Penanggulanggan Bencana Daerah ( BPBD ) Kabupaten Purworejo menggelar apel siaga bencana tanah longsor dan banjir di Jalan Proklamasi, tepatnya di depan kantor Bupati Purworejo pada Selasa (11/10/2022).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purworejo , Budi Wibowo, menyebut kegiatan tersebut digelar untuk mengecek kesiapan personel, peralatan, dan kelengkapan lain terkait penanggulangan bencana.
"Apel pagi hari ini (Selasa, 11/10/3022) diikuti sekitar 300 orang yang terdiri dari unsur TNI, Polri, Brimob, Relawan, Tim Sar Siaga, dan dinas terkait," katanya kepada Tribunjogja.com .
Baca juga: Imbas Hujan Deras Beberapa Wilayah Mulai Longsor, BPBD Purworejo Imbau Warga Lebih Waspada
Menurut Budi, berdasarkan informasi BMKG , mulai awal Oktober 2022 hingga Februari 2023 mendatang adalah puncak hujan intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Purworejo .
Oleh karena itu, pihaknya harus mulai sigap melakukan mitigasi bencana agar pada saat kejadian tidak ada korban jiwa.
"Kami sudah berkoordinasi dengan semua stakeholder yang ada, baik itu dari dinas, instansi, dan teman-teman relawan terkait penanggulangan bencana. Insya Allah kami siap manakala terjadi bencana. Harapannya, tidak ada korban jiwa saat ditemukan kejadian tersebut," ucapnya.
Budi menilai, langkah tersebut perlu dilakukan mengingat hampir seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Purworejo berada di zona rawan bencana.
Sebab, sebagian besar kecamatan di Kabupaten Purworejo berada di daerah pegunungan, yang mana rawan terjadi longsor.
Baca juga: Rayakan HUT Ke-77 TNI, Yonif MR 412/BES Purworejo Pamerkan Alutsista dan Potong Tumpeng
Sementara sisanya, berada di daerah dataran rendah yang juga berisiko terkena banjir.
"Daerah di Kabupaten Purworejo itu sangat kompleks. Di sebelah utara dan timur merupakan daerah pegunungan yang rawan terjadi bencana longsor dan banjir bandang. Kemudian, di selatan dan barat berada di daerah dataran rendah yang juga rawan terkena banjir. Artinya, hampir semua kecamatan kita (Purworejo) berada di wilayah rawan bencana. Maka, perlu ekstra mengandeng stakeholder pemerintah untuk penangani hal ini," jelas Budi.
Karena, imbuhnya, terkait dengan bencana harus diselesaikan secara pentahelix, dalam artian ada pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan akademisi yang berperan di sana.
Sehingga semuanya akan bersinergi bersama menanggulangi bencana dan mengurangi dampak kerusakan. ( Tribunjogja.com )