Kerusuhan Arema FC vs Persebaya
PT LIB Tolak Ubah Jam Kickoff Hingga Berujung Tragedi Kanjuruhan, Ini Penjelasan dari PSSI
Yunus Nusi mengatakan, kesepahaman itu tak lepas dari pertimbangan karena bonek yang merupakan suporter Persebaya Surabaya tidak datang ke Kanjuruhan
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, usai pertandingan sepak bola antara Arema FC versus Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022 ) yang menewaskan lebih dari 100 orang mendapat sorotan dari seluruh dunia.
Tak pelak, keputusan operator kompetisi yakni PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang enggan menolak pergeseran jam kickoff pun dipertanyakan.
Padahal sebelumnya, Panpel Arema FC telah mengirimkan surat soal ini pada PT LIB pada 12 September setelah mendapat arahan dari Polres Malang, kemudian Polres Malang juga mengirimkan surat untuk memperkuat permintaan Panpel Arema FC pada 18 September 2022.
Keesokan hari, tepatnya pada 19 September surat itu dibalas oleh LIB dan berisi menolak perubahan jadwal kick off.
“Kami ketahui polisi mengajukan permohonan pertandingan di sore hari."
"Tetapi PT LIB dan Panpel kemudian berdiskusi terjadi kesepahaman bersama tetap digelar malam hari," kata Sekjen PSSI, Yunus Nusi, Senin (3/10/2022).
Lebih lanjut Yunus Nusi mengatakan, kesepahaman itu tak lepas dari pertimbangan karena bonek yang merupakan suporter Persebaya Surabaya tidak datang ke Kanjuruhan.
Sehingga LIB dan Panpel menganggap laga akan aman karena tidak ada suporter tim tamu.
"Tentu dengan beberapa persyaratan tidak menghadirkan suporter lawan atau tamu ke stadion. Dan itu yang menjadi rujukan Panpel dan LIB untuk berpikiran positif."
"Tidak ada rivalitas suporter karena tidak ada suporter Persebaya," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, tragedi Stadion Kanjuruhan menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.
Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dan ratusan lainnya dirawat di rumah sakit (RS).
Stadion Kanjuruhan menjadi tuan rumah laga pekan ke-11 Liga 1 2022-20233 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022).
“Dunia sepak bola sedang shock menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” kata Presiden FIFA Gianni Infantino.
“Ini adalah hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi di luar pemahaman. Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini. Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah menjadi korban. terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada saat yang sulit ini.”
Sebagaimana diketahui, laga bertajuk derbi Jawa Timur yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya berlangsung ketat. Lima gol tercipta dalam laga ini.
Tim tamu Persebaya unggul dua gol lebih dulu melalui aksi Silvio Junior (8') dan Leo Lelis (32').
Arema FC kemudian berhasil kedudukan lewat brace Abel Camara pada pengujung babak pertama (42', 45+1' -pen).
Namun, gol Sho Yamamoto pada menit ke-51, memastikan Arema bertekuk lutut di hadapan Persebaya dengan skor 2-3.
Hasil pertandingan derbi Jatim ini ternyata tidak bisa diterima pendukung Arema FC.
Mereka kecewa dan langsung berhamburan masuk ke lapangan dengan meloncati pagar, membuat situasi tak terkendali.
Jajaran pengamanan pun terlihat kewalahan menghalau kericuhan tersebut.
Situasi makin tak terkendali ketika pihak keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribune penonton.
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan menimbulkan korban yang tidak sedikit. Ratusan nyawa melayang.
Menurut keterangan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, sebanyak 127 orang tewas, termasuk dua anggota Polri.
"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri," ungkap Nico dalam jumpa pers di Malang, Minggu (2/10/2022).
Niro merinci, dari jumlah korban tewas, 34 di antaranya meninggal dunia di stadion, sisanya di rumah sakit.
Selain itu, polisi mencatat, ada sekitar 180 orang yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit.
Dugaan sementara, para korban terinjak-injak suporter lain, serta sesak nafas akibat semprotan gas air mata jajaran keamanan.
Akibat insiden ini, kompetisi Liga 1 dihentikan untuk sementara selama sepekan. PT LIB dan PSSI sudah mengonfirmasi hal tersebut.
( tribunjogja.com )