G30S
PROFIL Letkol Untung, Perwira yang Tidak Beruntung dalam Tragedi G30S, Dijatuhi Hukuman Mati
Nama Letkol Untung bin Syamsuri selalu disebut-sebut sebagai pemimpin tragedi G30S yang menewaskan tujuh jenderal di malam nahas 1 Oktober 1965.
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
"Momen tepat untuk menindak para Jenderal yang tidak loyal pada Presiden. Menjelang 5 Oktober para Jenderal Angkatan Darat yang akan menjadi sasaran penculikan, kemungkinan besar berada di Jakarta untuk menghadiri acara. Artinya, tidak sulit untuk menjangkau para Jenderal itu selama masih berada di Jakarta (pikir Untung)," tulis Petrik Matanasi, dalam bukunya yang berjudul Tjakrabirawa.
Untung lalu mengontak bekas anak buahnya di Kodam Diponegoro. Berbekal isu kup tersebut, Untung kemudian membentuk tiga kelompok kepemimpinan perwira Tjakrabirawa.
"Pertama, Pasopati, kedua Bimasaksi, dan ketiga bernama Pringgodani. Semua dipimpin perwira Tjakrabirawa, anak buah Untung," tulis Petrik.
Ketiga pasukan ini memiliki peranannya masing-masing dalam bersiaga dalam operasi penculikan dan pembinasaan para jenderal yang disangka ingin melakukan kup terhadap Sukarno.
Pasopati adalah pasukan yang bertugas menculik dan membunuh secara langsung ketujuh Jenderal Angkatan Darat yang akan diculik.
Bimasakti adalah pasukan yang bertugas di Jakarta Pusat. Mereka berjaga kawasan di Medan Merdeka, dekat Monumen Nasional (Monas).
Pringgodani adalah pasukan yang bertugas mempertahankan pangkalan Halim Perdanakusuma dan mengamankan Presiden Sukarno bila berada di instalasi militer.
"Pangkalan udara Halim Perdanakusumah adalah basis utama G30S," tulis Petrik.
Semua pasukan telah terpetakan, eksekusi pun dilakukan pada Tanggal 1 Oktober 1965 dini hari.
Pasukan Pasopati menunaikan perintah Untung untuk membinasakan para jenderal yang menjadikan rekam kelam jejak Tjakrabirawa.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )