Berita Klaten Hari Ini
420 KK di Jambakan Klaten Alami Krisis Air Bersih, Warga: Sudah Satu Bulan
Krisis air bersih itu mulai dirasakan oleh ratusan kepala keluarga di Desa Jambakan, Bayat, Klaten sejak satu bulan terakhir.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Ratusan kepala keluarga (KK) yang berada di Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau.
Krisis air bersih itu mulai dirasakan oleh ratusan kepala keluarga sejak satu bulan terakhir.
Pantauan TribunJogja.com di Dukuh Karangwuni dan Barengan, sumur-sumur milik warga mulai mengalami kekeringan.
Warga terpaksa meminta pasokan air bersih ke BPBD Klaten untuk memenuhi kebutuhan air sehari seperti memasak dan mencuci.
Seorang warga Dukuh Barengan, Desa Jambakan, Asih (37) mengatakan jika sumur di rumahnya sudah mengalami kekeringan sejak satu bulan ini.
Menurutnya, krisis air bersih di desa itu mulai rutin terjadi sejak 2 tahun terakhir.
"Dulu di sini airnya masih aman, sekarang sejak dua tahun ini sering krisis air apalagi saat musim kemarau, air di sini juga mengandung zat kapur," ujarnya saat ditemui di desa tersebut, Selasa (27/9/2022).
Ia mengatakan, sejak krisis air mulai melanda kampungnya, warga terpaksa mengambil air ke kampung sebelah atau meminta bantuan air ke pemerintah desa.
"Desa minta bantuan juga ke BPBD, dan Alhamdulillah bisa datang airnya hari ini. Saya per hari itu butuh air untuk memasak dan mencuci sekitar 20 liter ait," imbuhnya.
Menurut Asih, pasokan air bersih yang didapat dari BPBD Klaten bisa memenuhi kebutuhan air bersih bagi keluarganya untuk tiga hari.
"Nanti kalau habis minta bantuan lagi atau beli," katanya.
Kaur Perencanaan Desa Jambakan, Rustam Effendi mengatakan bahwa di desa itu terdapat empat kampung yang mengalami krisis air bersih yakni Dukuh Widoro, Barengan, Karangwuni dan Doyo.
"Kalau yang paling parah di Dukuh Doyo dan Karangwuni. Kami sudah upayakan dropping air dari BPBD, ini ada 420 KK yang terdampak kekeringan," katanya.
Ia mengatakan, Desa Jambakan pada sisi timur sudah dialiri oleh PDAM dan Pamsimas, sehingga di kampung yang berada di sisi timur sudah aman untuk kebutuhan air bersih di sepanjang tahun.
"Namun untuk Jambakan sisi barat itu belum mendapat aliran PDAM karena kemarin itu warga di sisi barat merasa kebutuhan air masih aman, tapi ternyata ya ads krisis saat kemarau," katanya. (*)