Kuliner

Mencicipi Sate Kambing Pak Kamto, Kuliner Legendaris di Jatinom Klaten Sejak Setengah Abad Lalu

Sate legendaris ini telah mewarnai khazanah kuliner di Kabupaten Klaten sejak setengah abad yang lalu atau sekitar tahun 1970.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Almurfi Syofyan
Penampakan satu porsi sate kambing Pak Kamto yang dijual di warungnya, di pinggir Jalan Raya Jatinom, Klaten, Rabu (14/9/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Jika berkunjung ke wilayah Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten , Jawa Tengah, tak lengkap rasanya bila tak mencicipi Sate Kambing Pak Kamto yang berada di pinggir Jalan Raya Jatinom, Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom.

Sate legendaris ini telah mewarnai khazanah kuliner di Kabupaten Klaten sejak setengah abad yang lalu atau sekitar tahun 1970.

Hingga kini, warung sate itu telah memiliki tiga cabang yang dikelola oleh anak-anak Pak Kamto.

Tak hanya orang biasa, sate kambing itu digemari oleh berbagai kalangan mulai dari rakyat biasa, kalangan artis, pejabat, perwira tinggi dari TNI dan Polri juga sering mampir ke warung sate itu.

Baca juga: 4 Kuliner Jogja Sate Klathak, Salah Satunya Pernah Jadi Lokasi Film Terkenal Indonesia

Pak Kamto menceritakan usaha warung sate kambing miliknya itu mulai dirintis sejak tahun 1960.

Saat itu, ia bekerja kepada seseorang penjual sate keliling yang biasa berjualan dari wilayah Jatinom ke Kota Klaten .

"Saat itu saya yang tukang pikul satenya, jalan kaki dari Jatinom ke Klaten ," ujarnya saat berbincang dengan Tribunjogja.com di warung satenya, Rabu (14/9/2022).

Menurutnya, selama hampir 10 tahun dirinya ikut berjualan dengan juragan sate tersebut.

Banyak ilmu, pengalaman dan suka duka dalam dunia perdagangan yang ia serap.

Lalu, menjelang akhir 1960-an atau awal 1970 dirinya memutuskan menjual sate kambing sendiri.

Ia memulai usaha atas dorongan dari keluarganya.

Saat itu, ia memilih menyewa kios untuk berjualan di Jatinom dan tidak berkeliling seperti para penjual sate lainnya.

Baca juga: 5 Rekomendasi Kuliner Sate Legendaris dan Enak di Jogja

"Dulu saat awal-awal kursi dan meja buat pelanggan dibantu masa keluarga dan tetangga, alhamdulillah banyak yang suport," kenangnya.

Ia menjelaskan, pada awal mulai berjualan sate dirinya menjual satu porsi sate seharga Rp 5 dengan komposisi 4 tusuk sate.

Saat itu, sate yang dijual tak langsung ludes diburu pembeli karena penjual sate kambing bukan hanya dirinya.

Bahkan dalam sehari, dirinya hanya bisa menjual sate kambing sebanyak 2 hingga 3 kilogram.

Namun, perlahan tapi pasti, sate kambing racikan Pak Kamto mulai diterima masyarakat.

Ia bahkan berinovasi tak hanya khusus menyediakan sate kambing, tapi juga ada tongseng, tengleng dan ayam bakar.

Saat ini, per hari sate kambing Pak Kamto membutuhkan 5 ekor kambing untuk dibuat menjadi sate.

Bahkan pada hari-hari tertentu seperti momen saparan, lebaran dan hari-hari besar lainnya 15 ekor kambing per hari bisa ludes dibikin jadi sate olehnya.

Baca juga: Wisata Kuliner Jogja: 4 Sate Ayam Enak, Cocok untuk Menu Makan Malam

Pembelinya bukan hanya warga dari wilayah Jatinom, namun ada juga pejabat pemerintah dan perwira tinggi TNI-Polri yang dari luar provinsi.

"Kalau usaha itu yang penting jujur, bersih, rasa masakannya dijaga dan kita ramah melayani," imbuhnya.

Menurut Pak Kamto, setelah 50 tahun lebih berkecimpung menjual sate, banyak juga karyawan yang berhenti dan memilih untuk menjual sate sendiri.

Dirinya tak pernah mempersoalkan itu dan malah mendukungnya karena rezeki setiap orang sudah ada yang mengatur.

"Yang jual sendiri sudah banyak mantan karyawan saya, sudah beli mobil dan rumah juga mereka, bagi saya itu bukan pesaing, kalau rezeki kan dari Allah," imbuhnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved