Lalamove Jawab Tantangan Pengiriman Midle Mile di Indonesia

Ketika berbicara terkait dengan distribusi barang, tentu kamu akan mengetahui bahwa pengiriman sebuah barang memiliki tiga fase

Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
Lalamove 

Salah satu penyebab minimnya standarisasi di industri ini adalah hampir semua perusahaan logistik berbasis truk di Indonesia memiliki prosedur dan proses bisnis yang berbeda.

Sebagian besar proses dilakukan secara manual.

Saat ini, sekitar 80 persen armada truk di Indonesia dioperasikan oleh operator kecil yang belum tersentuh teknologi.

Banyak kegiatan perencanaan, pemantauan dan penagihan beban masih ditangani secara manual.

Proses manual ini berdampak pada hampir 50 persen armada truk yang telah kembali ke lokasi semula (backhaul) tanpa mengangkut kargo.

Padahal, idealnya truk melakukan pengangkutan pulang-pergi dengan muatan penuh atau setengah. Jika tidak membawa barang, utilitas truk akan rendah.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa digitalisasi segmen middle mile di Indonesia tidak dapat dimulai dengan mengembangkan sistem solusi load matching, melainkan dengan membuat papan digital yang dapat digunakan pelaku industri untuk mengelola berbagai informasi dan data historis.

Salah satu digitalisasi yang dilakukan adalah dengan membuat fitur cek ongkir dan lacak paket, sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengetahui harga barang yang akan dikirimkan.

Selain itu, mereka juga dapat dengan mudah mengecek paket yang mereka kirim.

Digitalisasi yang tepat dalam logistik memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area mana yang mahal, mengoptimalkan perutean dan perencanaan muatan, mengidentifikasi waktu tunggu antara gudang dan pengiriman, dan metode lainnya.

Jika prosesnya lebih ringkas, otomatisasi diterapkan, dan pengambilan keputusan berbasis data dapat dilakukan dengan hati-hati, proses logistik akan lebih efisien, yang pada gilirannya akan berdampak pada efisiensi biaya logistik.

Tantangan ada di pihak pemilik kargo

Di ranah pengiriman jarak menengah, yang biasanya memfasilitasi hubungan bisnis-ke-bisnis (B2B), ada dua pihak yang terlibat:

1.Pengangkut: Sekelompok pemilik barang dagangan yang ingin mengirim / mendistribusikan produk mereka.

2.Carrier - Pemilik / pengemudi armada yang digunakan untuk melakukan pengiriman.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved