Penanggulangan PMK, Kementan : Peternak Harus Aktif Laporkan Kesehatan Ternaknya

Upaya menekan dan menanggulangi penularan penyakit mulut dan kuku di Indonesia terus digencarkan oleh Kementrian Pertanian.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
Rapat koordinasi Pengendalian dan Surveillans Penyakit Mulut dan Kuku dengan melibatkan perwakilan dari dinas-dinas yang membidangi peternakan dan Kesehatan hewan dari 78 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY. Kemudian juga diikuti oleh UPT di lingkup Ditjen PKH dan Karantina Pertanian wilayah kerja BBVET Wates. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Upaya menekan dan menanggulangi penularan penyakit mulut dan kuku di Indonesia terus digencarkan oleh Kementrian Pertanian.

Kebijakan strategis dan program kerja untuk menanggulangi penyakit mulut dan kuku pun sudah disiapkan oleh Kementrian Pertanian.

Kebijakan dan program kerja itu pun juga sudah disosialisasikan kepada instansi terkait agar segera ditindaklanjuti sehingga kasus penyakit mulut dan kuku yang sempat mewabah di sejumlah kota di Indonesia bisa segera tertangani.

Sosialiasi kebijakan dan program kerja Kementrian Pertanian dalam penanggulangan penyakit mulut dan kuku ini juga dilaksanakan oleh Balai Besar Veteriner Wates.

Balai Besar Veteriner Wates yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian menggelar rapat koordinasi Pengendalian dan Surveillans Penyakit Mulut dan Kuku dengan melibatkan perwakilan dari dinas-dinas yang membidangi peternakan dan Kesehatan hewan dari 78 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY.

Kemudian juga diikuti oleh UPT di lingkup Ditjen PKH dan Karantina Pertanian wilayah kerja BBVET Wates.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari mulai 11 September hingga 13 September 2022 besok. Rapat koordinasi dibuka langsung oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr. Ir. Nasrullah, M.Sc.

Dalam sambutannya, Nasrullah mengungkapkan rakor ini merupakan upaya dari Kementan untuk menyusun strategi dan menyiapkan langkah konkret dalam penanganan kasus penyakit mulut dan kuku.

" Melalui rakor ini, saya minta semuanya menyiapkan strategi dan langkah kongkret pengendalian PMK, terutama di regional BBVet Wates, khususnya implementasi vaksinasi pada sapi dan hewan rentan PMK lain yang bersiko tinggi,"katanya.

Nasrullah mengungkapkan, selain program vaksinasi, dalam penanganan PMK ini yang yang cukup penting dan harus dilakukan adalah pemantauan kondisi di lapangan.

Baca juga: BBVet Wates Periksa lebih dari 800 Sampel Hewan Ternak Terindikasi PMK, Terbanyak dari Jawa Timur

Petugas-petugas di lapangan harus segera melaporkan jika ada temuan ternak dengan gejala yang mengarah ke PMK.

Dengan begitu, nantinya ternak yang dicurigai terkena PMK segera bisa tertangani sehingga penyakitnya tidak meluas ke ternak-ternak lainnya yang ada di sekitarnya.

" Kecepatan melaporkan kejadian kecurigaan penyakit apabila ditemukan ternak dengan gejala yang mengarah ke PMK menjadi kunci utama dalam upaya pemberantasan penyakit,"jelasnya.

Kemudian bagi para peternak, kata Nasullah, juga diminta untuk aktif dalam pelaporan ternaknya melalui aplikasi Isikhnas.

Dengan keaktifan para peternak untuk melaporkan kondisi kesehatan hewan ternaknya, maka target menuju zero reported case bisa segera tercapai.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved