Rusia Pindahkan Sistem Pertahanan Udara S-300 ke Krimea
Rusia disebut mengirimkan unit rudal anti pesawat miliknya, S-300 dari Suriah ke pelabuhan di dekat Krimea.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Rusia disebut mengirimkan unit rudal anti pesawat miliknya, S-300 dari Suriah ke pelabuhan di dekat Krimea.
Pengiriman rudal anti pesawat ini disebut sebagai upaya dari Rusia untuk memperkuat pertahanan udaranya dalam perang melawan Ukraina.
Namun hingga saat ini Rusia belum berkomentar terkait dengan pengiriman S-300 ke wilayah di dekat Krimea ini.
Pengiriman unit rudal S-300 ini terdeteksi oleh perusahaan pencitraan satelit Israel ImageSat International (ISI).
Dikutip dari Tribunnews.com, yang mengutip pemberitaan Al Jazeera, ISI menangkap gambar yang menunjukkan keberadaan baterai anti-pesawat S-300 di Masyaf, Suriah pada April 2022.
Terlihat pula situs kosong yang ditinggalkan pada 25 Agustus setelah sistem dikirim ke pelabuhan Tartous.
Gambar terpisah menunjukkan komponen baterai di dermaga di Tartous antara 12 Agustus dan 17 Agustus 2022.
Tapi, pada 20 Agustus mereka hilang.
ISI menyimpulkan bahwa mereka telah dipindahkan ke kapal Rusia, Sparta II, yang meninggalkan Tartous menuju pelabuhan Novorossiysk Rusia.
Data dari Refinitiv Eikon menunjukkan Sparta II saat ini berada di Novorossiysk, setelah tiba melalui Selat Dardanelles Turki.
Baca juga: Kehilangan Pasokan Gas Rusia, Eropa Bisa Runtuh Mulai Musim Dingin Tahun Ini
Baca juga: Serangan Balik ke Donbass Gagal, Rusia Pukul Mundur Pasukan Ukraina
Pemberontakan 2011 di Suriah berubah menjadi perang setelah pemerintah menanggapi dengan keras gerakan protes negara itu.
Intervensi Rusia di pihak pemerintah pada 2015 mengubah gelombang konflik, dengan Idlib sekarang menjadi satu-satunya provinsi yang sebagian besar dikuasai oposisi.
Jika dikonfirmasi, transfer S-300 akan menunjukkan langkah signifikan Rusia untuk meningkatkan pertahanan udara di dekat teater perang di Ukraina, di mana pasukan Rusia telah mengalami serangan yang merusak dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam satu insiden seperti itu, delapan pesawat tempur Rusia hancur bulan ini dalam serangkaian ledakan di sebuah pangkalan udara di Krimea.
Ukraina telah menolak untuk mengatakan apakah dan bagaimana melakukan serangan itu.