Kata Pengamat Ekonomi Energi UGM Soal Rencana Kenaikan Harga BBM Subsidi Pertalite dan Solar
Fahmy Radhi menyebut Presiden Jokowi tidak akan mengumumkan kenaikan harga BBM Subsidi pekan ini. Alasannya
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
Meski begitu perlu diingat bahwa beban subsidi Rp 502,4 triliun adalah total "anggaran subsidi energi", terdiri subsidi BBM, LPG 3 kg, dan listrik yang diperhitungkan berdasarkan beberapa asumsi harga minyak dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan inflasi.
Sedangkan, realisasi yang benar-benar dikeluarkan (cash outflow) per 31 Juli 2022 total subsidi energi baru sebesar Rp 88,7 trliun, untuk realisasi anggaran subsidi BBM dan LPG 3 Kg baru sebesar Rp 62,7 triliun.
Dengan beban pengeluaran sebesar itu, kata Fahmy, Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan entengnya menambah kuota Pertalite sebesar 5 juta kiloliter (KL).
Selain pengeluaran riil subsidi BBM (cash outflow), ada juga tambahan pemasukan riil (cash inflow) di APBN akibat kenaikan harga komoditi ekspor yang meningkat.
"Berdasarkan komposisi tambahan pemasukan dan pengeluaran APBN 2022 sesungguhnya tidak ada urgensi menaikkan harga BBM subsidi pekan ini, bahkan tidak juga tahun ini," tukas dia.
(*)
Artikel tayang di https://www.kompas.com/edu/read/2022/08/23/pengamat-ugm-tidak-ada-urgensi-naikkan-harga-bbm-subsidi?page=all#page2