Berita Gunungkidul Hari Ini

Dinkes Gunungkidul Laporkan Tambahan Kasus Covid-19 dari Hasil Skrining PTM di Sekolah

Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul melaporkan adanya tambahan kasus paparan Covid-19 dari skrining acak Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
dok.istimewa
Ilustrasi Covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul melaporkan adanya tambahan kasus paparan Covid-19 dari skrining acak Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah.

Meski demikian, sejumlah kasus sembuh juga dilaporkan.

Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty menyampaikan jika pada Senin (22/08/2022) terdapat 2 kasus baru konfirmasi positif.

Baca juga: PSIM Yogyakarta Matangkan Taktikal Jelang Laga Melawan Persikab Kabupaten Bandung

"Keduanya sudah diarahkan untuk menjalani perawatan," kata Dewi sore ini.

Salah satu pasien baru ini merupakan hasil dari skrining acak PTM yang tengah berjalan.

Sedangkan satu lagi sebelumnya berstatus Suspek kemudian dinyatakan positif Covid-19 setelah sampel swabnya diperiksa.

Meski ada tambahan kasus baru, Dewi menyampaikan jika jumlah kasus aktif saat ini masih stabil.

Sebab hari ini juga dilaporkan sebanyak 2 pasien sembuh.

"Jadi hari ini masih tetap ada 32 kasus aktif Covid-19 dalam perawatan," jelasnya.

Secara kumulatif ada 22.791 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Gunungkidul sejauh ini. Sebanyak 21.580 di antaranya sudah dinyatakan sembuh, sedangkan yang meninggal dunia mencapai 1.179 orang.

Dinkes Gunungkidul masih terus melakukan skrining acak ke sekolah-sekolah untuk sebagai antisipasi penyebaran Covid-19.

Prosesnya mulai dilakukan sejak pertengahan Agustus ini.

"Sudah kami lakukan ke beberapa sekolah, rencananya berlangsung sampai 31 Agustus," kata Dewi.

Baca juga: JPU KPK Ungkap Chat Eks Wali Kota Yogyakarta HS dengan VP Summarecon Agung Soal Hadiah Ultah

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Gunungkidul, Winarno menyatakan belum ada sekolah yang aktivitas PTM-nya dihentikan.

Warga sekolah yang terpapar diarahkan untuk isolasi mandiri (isoman), sedangkan sekolahnya tetap beraktivitas seperti biasa.

Menurutnya, aktivitas PTM baru dihentikan sementara jika kasus paparan mencapai lebih dari 25 persen dari warga sekolah.

Jika terjadi demikian, maka pembelajaran dialihkan secara daring.

"Kebijakan itu sudah mengikuti instruksi dari Pemda DIY," jelas Winarno. (alx)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved