BI Sebut Perkembangan Ekonomi di DIY Pada Triwulan II 2022 sebesar 5,2 Persen Year on Year
Guna mendorong pemulihan perekonomian DIY melalui akselerasi pembiayaan perbankan, Bank Indonesia menggelar diskusi sekaligus business matching
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Guna mendorong pemulihan perekonomian DIY melalui akselerasi pembiayaan perbakan, Bank Indonesia menggelar diskusi sekaligus business matching pembiayaan UMKM pada Senin (15/8/2022) sore di Royal Ambarrukmo Yogyakarta.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (Kpw BI DIY), Budiharto Setyawan, BI merumuskan kebijakan atau framework pengembangan UMKM melalui tiga pilar kebijakan yaitu korporatisasi, peningkatan kapasitas dan akses pembiayaan.
Hal itu tentu untuk mendorong UMKM yang berdaya saing untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Baca juga: Update Covid-19 DI Yogyakarta 15 Agustus 2022: Tambah 31 Kasus Baru, 49 Pasien Sembuh
"Kebijakan pengembangan UMKM Bank Indonesia tersebut untuk mendukung kebijakan utama Bank Indonesia di bidang moneter, makro frudensial, dan sistem pembayaran," katanya, dalam sambutannya di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Senin (15/8/2022).
Pembiayaan kepada UMKM baik melalui perbankan atau lembaga keuangan merupakan hal terpenting agar UMKM dapat naik kelas.
Selain itu, pembiayaan tersebut merupakan bentuk simbosis mutualaisme dalam ekonomi bagi seluruh pihak.
Satu di antara hal yang terjadi pada saat ini yakni ketersediaan lapangan kerja dan terdapat peningkatan pendapatan domestik bruto atau PDRB.
Pelaksanaan Focus Group Discussion tersebut juga terlaksana dari adanya signal positif diperbankan DIY, yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan akselerasi pembiayaan UMKM mitra dan binan KPw BI DIY.
Namun, perlu di ketahui, pembiayaan perbankan tidak hanya melalui perbankan melainkan dapat lebih luas kembali.
"Dalam melaksanakan mandat Bank Indonesia khususnya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan melalui kebijakan makro frudensial, BI menyadari bahwa UMKM memiliki konstribusi yang signifikan dalam perekonomian," terangnya.
Maka dari itu, ketahanan UMKM perlu dijaga dalam menopang stabilitas ekonomi.
"Hal itu tertuang dalam pilar kebijakan ekonomi dan inklusi keuangan, dalam kerangka kebijakan makro frudensial Bank Indonesia," tambahnya.
Hingga kini, Bank Indonesia terus optimis terhadap perekonomian Indonesia hingga triwulan II 2022, yang terus melakukan perbaikan atau tumbuh sesuai proyeksi.
"Hal itu didorong oleh peningkatan konsumsi, investasi dan ekspor yang lebih tinggi dari proyeksi awal. Serta perbaikan di beberapa lapangan usaha, seperti transportasi, pergudangan, akomodasi dan makan minum," ucapnya.
Baca juga: Rombongan Kepolisian Telah Tiba di Rumah Ferdy Sambo di Cempaka Residence Magelang
Ke depan perbaikan ekonomi domestik diperkirakan terus membaik dari adanya dukungan mobilitas, sumber pembiayaan, dan aktivitas dunia usaha.
"Dibalik optimisme perekonomian nasional, tantangan terbesar saat ini ialah inflasi yang sudah mencapai 4,94 persen atau melampaui target yang ditetapkan sebesar 3 plus -1," ujarnya.
Secara umum, peningkatan inflasi terjadi diseluruh wilayah Indonesia, peningkatan inflasi itu di dorong oleh floatel food terutama dipengaruhi oleh harga pangan global dan terganggunya pasokan akibat cuaca.
"Sejalan dengan perekonomian nasional, untuk perkembangan ekonomi di DIY pada triwulan II 2022 masih tumbuh positif sebesar 5,2 persen year on year," pungkasnya.
Bahkan 2022, juga akan tumbuh proyeksi berkisar 4,9 persen hingga 5,7 persen year on year.
Hadir pula Kepala Otoritas Jasa Keuangan DIY Parjiman dan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang (Kadin) DIY Wawan Hermawan.
Parjiman pun menerangkan mengenai capaian dan proyeksi UKM di Yogyakarta.
"Walau pun kemarin kita mengalami krisis, tapi Alhamdulillah perkembangan kita saat ini sudah bagus sekali dan trennya selalu meningkat," bebernya.
Berdasarkan data dari segi aset per Juni 2022 tumbuh 6,67 persen, DPK 5,80 persen dan kredit 6,19 persen.
Mengenai penyaluran kredit perbankan di DIY pada Juni 2022 mengalami peningkatan dibandingkan Mei 2022.
Di mana diiringi dengan perbaikan kualitas peyaluran kredit yanh ditujukan dari rasio NPL yaitu sebesar 3,57 persen pada mei dan 3,46 persen pada Juni 2022.
Untuk pertumbuhan kredit UMKM perbankan di DIY pada Juni 2022 sebesar 20,96 persen dari bulan sebelumnya yakni Mei berupa 19,96 persen.
Sementara itu, Wawan Hermawan turut memaparkan kondisi UMKM dari industri kreatif dalam menghadapi tantangan permasalahan mengenai keuangan dengan solusi pengelolaan keuangan berupa digitasiasi.
Pembiayaan kepada UMKM baik melalui perbankan atau lembaga keuangan merupakan hal terpenting agar UMKM dapat naik kelas.
"Sangat penting bagi UMKM untuk memahami tentang Inklusi Keuangan Digital dan Pembiayaan UMKM dalam mengakses/ menggunakan produk layanan jasa keuangan seperti perbankan, asuransi, investasi, teknologi finansial dan lain sebagainya,” katanya. (Nei)