Berita Jogja Hari Ini
PGIW Gelar Rakernas di Yogyakarta, Sri Sultan HB X: Pluralisme adalah Keniscayaan
Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) se-Indonesia beraudiensi dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Bangsal Srimanganti
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) se-Indonesia beraudiensi dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Bangsal Srimanganti, Kraton Yogyakarta, Jumat (12/8/2022) sebelum memulai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Kampus UKDW Yogyakarta pada 11 hingga 14 Agustus 2022 mendatang.
Rakernas PGWI di Yogyakarta mengangkat tema besar Akulah Yang Awal dan Yang Akhir dengan subtema Spiritualitas Keugaharian, Membangun Keadaban Publik demi Pemeliharaan Bumi sebagai Sacramentum Allah ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional maupun lokal sebagai pembicara.
Tak hanya berdialog dengan Sri Sultan, sejumlah tokoh juga menjadi pembicara meliputi Ketua Umum PP Muhammadiyah KH. Haedar Nashir dan Ketua Umum Nahdlatul Ulama KH. Yahya Cholil Staquf.
Demikian halnya dialog dengan tiga pimpinan universitas, yakni Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rektor Universitas Kristen Duta Wacana, dan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta.
Dalam sambutannya di Bangsal Srimanganti, Sri Sultan menuturkan, keberagaman merupakan suatu keniscayaan dalam hidup bernegara. Dengan demikian, keberagaman itu sepatutnya disyukuri.
Sangatlah jelas bahwa keberagaman dan pluralisme merupakan realita yang terjadi atas kehendak sang pencipta.
Baca juga: KECELAKAAN, Moge Tabrak Pengendara Motor Hingga Terpental 10 Meter di Grajen Kulon Progo
Sehubungan dengan hal tersebut, maka apabila ada yang menentang realitas keberagaman, sesungguhnya ia sedang melawan kehendak sang pencipta dan berujung pada ekstrimisme.
“Saat kita membicarakan sebuah negara, maka keberagaman adalah sebuah keniscayaan yang sudah seharusnya kita hargai dan kita syukuri. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dengan keniscayaan keberagaman,” imbuh Sri Sultan.
Terdapat tiga aspek penting yang terkait dengan keberagaman di Indonesia yakni bahasa, agama, dan kepercayaan.
Ketiganya dapat semakin kokoh jika dilandasi semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Bhinneka Tunggal Ika, lanjut Sultan, jangan hanya dijadikan mitos, tetapi hendaknya dijadikan etos bangsa untuk memperkokoh kebangsaan di tengah tarikan globalisasi budaya.
Indonesia bukanlah hanya sekadar nama-nama atau gambar deretan pulau-pulau di peta dunia.
Tetapi sebuah kekuatan dahsyat yang disegani oleh bangsa-bangsa lain dengan penuh hormat.
“Inilah realitas kebhinekaan budaya-budaya kita, yang selain sebagai kekayaan, juga mengekspresikan Kemerdekaan Indonesia di bidang budaya,” tandas Sri Sultan.
Hal lain yang juga menjadi landasan bertindak dan penting untuk dilakukan adalah penerapan nilai-nilai saling mengasihi dan menghargai sesama yang beragama demi terwujudnya kedamaian.
“Perlakukanlah setiap orang sebagaimana kamu sendiri ingin diperlakukan orang lain,” tutur Sri Sultan.
Sementara Ketua PGI DIY Pdt. Em Bambang Sumbodo, menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Sri Sultan karena telah berkenan hadir dan memberikan arahan kepada peserta Rakernas.
“Para tamu Rakernas kali ini berupaya membangun keadaban publik dengan pemeliharaan bumi sebagaimana filosofi Memayu Hayuning Bawana, atau memperindah keindahan dunia, salah satunya dengan membangun karakter manusia,” jelasnya.
Menurutnya, sangat tepat apabila peserta Rakernas ‘ngangsu kawruh’ kepada Ngarsa Dalem, yang dengan kearifan lokal dapat menjaga dan merawat kerukunan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.
Ia turut mendoakan agar Sri Sultan senantiasa diberkahi untuk senantiasa mengemban amanah dengan baik dan berharap Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melindungi masyarakat Yogyakarta.
Adapun Yogyakarta terpilih sebagai tuan rumah Rakernas PGIW-SAG karena dapat merepresentasikan atau sebagai miniatur Indonesia.
“Masyarakatnya sangat majemuk, beragam, dan relatif rukun. Tidak ada gesekan antar umat beragama dan lain sebagainya. Ini yang menjadi dasar PGIW dari seluruh Indonesia belajar dari Yogyakarta,” ujar Ketua Rakernas PGI Purnawan Herdianto.
Menurut Purnawan, identitas Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan dan Kota Budaya serta semangat Pemerintah Daerah mewujudkan Yogyakarta sebagai “City of Tolerance” juga dinilai dapat menginspirasi gereja-gereja di Indonesia dalam melakukan penatalayanan secara holistik dan berkesinambungan serta berdampak positif terhadap kehidupan umat Kristen yang visioner.
Oleh karena itu, Rakernas PGIW se-Indonesia Tahun 2022 di Yogyakarta ini diharapkan menjadi momentum strategis guna melakukan konsolidasi, baik dalam perspektif struktur dan jejaring maupun dalam perspektif program yang membumi. (tro)