Berita Jogja Hari Ini
Pemkot Yogya Berikan Pendidikan Politik untuk Perempuan
Sasaran dari kegiatan ini adalah, perempuan-perempuan lintas kelompok agama, yang berbasis di Kota Yogyakarta.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Perempuan merupakan kelompok yang berperan vital dalam berbagai lini kehidupan.
Oleh sebab itu, Pemkot Yogyakarta berupaya memberikan pemahaman yang memadahi, terkait literasi politik .
Melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), digelarlah pendidikan politik dengan tema ' Perempuan dan Politik Damai di Kota Yogyakarta ', Kamis (4/7/2022).
Sasaran dari kegiatan ini adalah, perempuan-perempuan lintas kelompok agama, yang berbasis di Kota Yogyakarta .
Kepala Bakesbangpol Kota Yogyakarta , Budi Santosa berujar, Pemilu 2024 akan menjadi sejarah baru bagi ketatanegaraan Indonesia.
Baca juga: Dinsos P3A Kulon Progo dan KPU Ajak Perempuan dan Kaum Disabilitas Tidak Golput pada Pemilu 2024
Sebab akan digulirkan Pemilu dan Pilkada, pada tahun yang sama.
Bahkan, ia memperkirakan, perhelatan tersebut akan jadi pesta demokrasi terbesar di dunia.
"Maka, menyambut Pemilu 2024 tersebut, pemahaman politik dan demokrasi setiap warga negara Indonesia ini jadi sangat penting, ya, bagi siapapun itu," ungkap Budi.
Tanpa pemahaman politik dan demokrasi yang kuat, urainya, Pemilu dan Pilkada alih-alih menjadi pesta demokrasi yang semarak, justru dapat jadi bencana besar untuk bangsa ini.
Oleh sebab itu, pihaknya harus sanggup mengantisiapsi keberadaan potensi konflik selama pesta demokrasi.
"Pada konteks kaitan antara perempuan dan konflik politik, berdasarkan kajian dari LIPI (2014), sebenarnya, saat konflik bergulir, mereka bukan sebagai korban," cetus Budi.
Baca juga: Kesbangpol Kota Yogyakarta Gelar Pendidikan Politik Bagi Perempuan
Benar saja, lanjutnya, tidak jarang dalam peristiwa konflik, sosok perempuan muncul, baik secara langsung atau tidak, menjadi penengah.
Sehingga, dalam perputaran konflik, mereka memberikan andil sebagai bahkan juru damai.
"Pada beberapa peristiwa, perempuan menjadi benteng terakhir bagi para pelaku atau korban konflik untuk mencari keselamatan dan perlindungan. Akan tetapi, sayang, peran-peran perempian ini kadang tidak terungkap lewat kajian-kajian kontemporer," tambah Kepala Bakesbangpol.
Dalam pendidikan politik menyasar kalangan perempuan tersebut, Bakesbangpol Kota Yogyakarta menghadirkan Dr. Arifah Rahmawati, sebagai peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian UGM, yang menyampaikan materi dan memberikan assesmen kepada para peserta. ( Tribunjogja.com )