Tahun Baru Islam
Tradisi Malam 1 Suro atau 1 Muharram Tahun Baru Islam Masyarakat Jogja dan Sekitarnya
Biasanya, satu suro diperingati pada malam hari setelah salat maghrib, pada hari sebelum tanggal satu biasanya disebut malam suro.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM - 1 Muharram dalam kalender Hijriyah bersamaan dengan satu 1 Suro hari pertama dalam kalender Jawa di bulan sura atau suro yang diterbitkan Sultan Agung.
Biasanya, 1 Suro diperingati pada malam hari setelah salat maghrib, pada hari sebelum tanggal satu biasanya disebut malam suro.
Hal tersebut karena pergantian hari Jawa dimulai ketika matahari dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.
1 Suro, bagi masyarakat Jawa memiliki banyak pandangan sebagai hari yang dianggap keramat, terlebih jika jatuh pada Jumat Legi.
Biasanya dilakukan beberapa tradisi untuk memperingatinya.
Adapun tradisi yang dilakukan saat malam 1 Suro diantaranya:
1. Mubeng Beteng
Pada malam 1 Suro, di Yogyakarta terdapat tradisi yang disebut Tapa Bisu Mubeng Beteng.
Tradisi yang dilakukan oleh Abdi Dalem Kraton Yogyakarta tersebut digelar setiap malam 1 Suro sesuai penganggalan kalender Jawa yang dilakukan dengan berjalan kaki mengelilingi benteng Kraton Yogyakarta pada malam hari tanpa berbicara.
Tujuan dilakukannya Mubeng Beteng adalah ngiwake atau membuang hal-hal buruk.
2. Jamasan Pusaka

Upacara Jamasan Pusaka dilaksanan rutin setiap tahun pada bulan Suro yang bertujuan untuk membersihkan benda-benda pusaka peninggalan Kesultanan Yogyakarta.
Dilansir dari laman kebudayaan.jogjakota.go.id, sebelum memasuki acara inti Jamasan Pusaka yaitu pembersihan Tombak Kyai Wijoyo Mukti, terlebih dahulu dilaksanakan Sugengan Agung (pemanjatan doa) supaya diberikan kelancaran dalam proses Jamasan.
Pada acara puncak, Pusaka dibersihkan dengan cairan jeruk nipis agar minyak dan kotoran-kotoran yang menempel pada pusaka selama satu tahun lalu dapat larut.
Permukaan Pusaka diberi warangan dengan cara dioleskan berkali-kali ketika Pusaka tersebut telah kering. Pemberian warangan bertujuan melinfungi Pusaka dari karat.