Berita Kesehatan

Ternyata, Minum 3 Kaleng Bir per Minggu Bisa Memicu Penumpukan Zat Besi, Risiko Penurunan Kognitif

penumpukan zat besi di otak akibat konsumsi atau minum bir sangat terkait dengan risiko terjadinya penurunan kognitif.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
Net
Ilustrasi minuman beralkohol - Minum 3 kaleng bir per minggu bisa memicu penumpukan zat besi yang berisiko pada penurunan kognitif, kata penelitian 

Hipotesis peneliti: Sebuah studi observasional menemukan adanya hubungan antara minum bir, akumulasi zat besi di otak, dan penurunan kognitif.

TRIBUNJOGJA.COM - Mengonsumsi alkohol dapat merusak otak. Pemahaman ini diperkuat dengan adanya penelitian observasional baru yang menunjukkan bahwa minum bir berkaitan dengan terjadinya penumpukan zat besi di otak.

Lebih parahnya, penumpukan zat besi di otak akibat konsumsi atau minum bir sangat terkait dengan risiko terjadinya penurunan kognitif.

Ini bahkan terjadi meski hanya minum tiga kaleng bir seminggu. Akumulasi zat besi akibat minum bir ini juga berkaitan dengan masalah kognitif.

ilustrasi miras
ilustrasi miras (independent.co.uk)

Para peneliti lantas membuat hipotesis bahwa minum bir bisa meningkatkan penurunan kognitif, Tribun Jogja mengutip laporan medicalnewstoday.

Dengan kata lain, penelitian ini telah menempatkan alkohol sebagai bahan yang memicu terjadinya penumpukan zat besi, yang pada gilirannya membuat kognitif seseorang mengalami penurunan.

Meski para peneliti telah menganalisis data Biobank Inggris yang ada untuk 20.729 orang, studi lanjutan untuk hipotesis ini diperlukan.

Dr. Anya Topiwala, dari Departemen Psikiatri di Universitas Oxford di Inggris, mengatakan kepada Medical News Today, “Saya tertarik pada kemungkinan zat besi bertanggung jawab atas kerusakan otak terkait alkohol sejak saya membaca sebuah penelitian kecil pada individu pria yang ketergantungan alkohol di mana mereka mengamati zat besi yang lebih tinggi. Saya tertarik untuk melihat apakah fenomena serupa terjadi pada peminum moderat.”

“Petunjuk saya adalah bahwa zat besi yang meningkat adalah kemungkinan mekanisme dimana alkohol dapat merusak otak dan menyebabkan masalah memori. Memahami mekanisme kerusakan tentunya penting jika ingin bisa melakukan intervensi pada pasien,” kata Dr. Topiwala. 

Alkohol, pemindaian otak, dan tes kognitif

Individu yang catatannya dianalisis dalam penelitian ini, 48,6 persen adalah perempuan, dan usia rata-rata adalah 55 tahun.

Mereka melaporkan asupan alkohol dalam kuesioner, dan peneliti menilai fungsi kognitif menggunakan serangkaian tes fungsi eksekutif.

Metode ini termasuk tes membuat jejak, kecerdasan cair dengan tugas teka-teki, dan mengukur waktu reaksi dengan tugas berdasarkan permainan kartu Snap.

Yang tidak pernah minum merupakan 2,7 persen dari keseluruhan sampel.

Rata-rata asupan alkohol adalah sekitar 17,5 unit per minggu.

Ini setara dengan sedikit lebih dari tujuh kaleng bir, sekitar 8,5 gelas anggur sedang, atau hanya di bawah 18 gelas gin, rum, vodka, wiski, tequila, atau sambuca.

Fungsi emosional dan kognitif terpengaruh

Berdasarkan penilaian peneliti, teridentifikasi keberadaan zat besi di otak secara tidak langsung, menggunakan pemindaian MRI.

Area utama yang menarik bagi para peneliti adalah daerah di ganglia basal yang terkait dengan fungsi emosional, kognitif, dan terkait gerakan.

Sementara para peneliti juga menemukan bahwa individu yang minum tujuh atau lebih unit alkohol per minggu - tingkat konsumsi sedang - menunjukkan penanda peningkatan akumulasi zat besi di otak mereka.

“Dalam penelitian ini kami tidak menemukan bukti zat besi yang lebih tinggi pada empat unit ke atas, hanya tujuh unit ke atas,” ,” kata Dr. Topiwala. 

“Namun, dalam studi terpisah yang kami lakukan, kami menemukan asosiasi berbahaya linier – seperti [tidak] ada bukti untuk tingkat aman apa pun di atas nol [unit alkohol],” tambahnya.

Zat besi dan kognitif

Analisis saat ini mengungkapkan bahwa mereka yang memiliki kadar zat besi yang lebih tinggi di otak juga lebih mungkin memiliki masalah kognitif.

Dr. Hossein Ardehali, profesor kedokteran dan kardiologi di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern, mengatakan “Sudah diketahui bahwa alkohol menyebabkan kerusakan pada otak. Efek sitotoksik langsung alkohol pada otak telah diketahui.

"Para penulis membawa mekanisme potensial lain untuk fenomena ini melalui akumulasi zat besi. Apakah akumulasi zat besi secara langsung berkontribusi pada efek buruk alkohol pada otak tidak diketahui dengan baik, tetapi diusulkan dalam makalah ini".

“Ada kemungkinan bahwa akumulasi zat besi otak pada peminum adalah pendorong penurunan kognitif. Tetapi ada kemungkinan juga bahwa akumulasi zat besi hanyalah penanda kerusakan otak sebagai akibat langsung dari alkohol pada otak. Jadi, peran mekanistik lengkap zat besi dalam penurunan kognitif pada peminum alkohol tetap menjadi bahan perdebatan.”

(*/)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved