Berita Internasional
Gelombang Panas Terjang China, Pemerintah Kota Nanjing Buka Bunker Perang untuk Lindungi Warga
Gelombang panas yang melanda Nanjing membuat otoritas pemerintahan setempat mengeluarkan peringatan merah sejak Selasa
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SHANGHAI - Pemerintah Kota Nanjing China membuka bunker masa perang untuk menampung warga yang mencari perlindungan akibat gelombang panas yang melanda wilayah tersebut.
Bungker masa perang tersebut mulai dibuka untuk masyarakat pada Minggu (10/7/2022) lalu.
Di dalam bunker ini, petugas menyediakan Wi-fi, buku, dispenser hingga mikrowave untuk keperluan warga yang berlindung.
Gelombang panas yang melanda Nanjing membuat otoritas pemerintahan setempat mengeluarkan peringatan merah sejak Selasa (12/7/2022) kemarin.
Peringatan level merah ini merupakan yang tertinggi.
Nanjing sendiri merupakan satu dari tiga kota terpanas yang ada di China.
Kemudian di Kota Chongqing, gelombang panas ekstrem telah menyebabkan atap salah satu museum meleleh.
Genteng atap tradisional China juga lepas karena panas merenggangnya ikatan di bawahnya. Kota itu disebut siaga merah pada Senin (11/7/2022).
Chongqing juga mengerahkan truk penyemprot air sanitasi untuk menjaga jalannya tetap sejuk.
Gelombang panas China pekan ini yang membawa suhu, kelembaban, dan radiasi ultraviolet tinggi juga diperkirakan akan menerjang pusat kota Wuhan, kota terpanas ketiga.
Shanghai dan puluhan kota di China diterjang gelombang panas, sampai mengakibatkan jalan retak dan genteng meleleh.
Baca juga: Penjelasan BMKG Kapan Fenomena Suhu Dingin di Yogyakarta Akan Berakhir
Kantor berita Reuters melaporkan, pada Selasa (12/7/2022) pukul 3 sore contohnya, 86 kota mengeluarkan peringatan merah yaitu yang tertinggi dalam sistem peringatan tiga tingkat.
Peringatan suhu lebih dari 40 derajat Celsius dalam 24 jam ke depan, dan proyek konstruksi serta pekerjaan luar ruangan lainnya harus dihentikan.
Kota Shanghai--yang masih memerangi wabah sporadis Covid-19--mengatakan kepada penduduknya yang berjumlah 25 juta untuk bersiap menghadapi cuaca panas minggu ini.
Shanghai pada Minggu (10/7/2022) mengeluarkan peringatan merah pertamanya dalam lima tahun terakhir.
Sejak pencatatan dimulai pada 1873, Shanghai hanya mengalami 15 hari suhu yang melebihi 40 derajat Celsius.
Dampak positifnya adalah melonjaknya penjualan es krim, melon, serta hidangan-hidangan musim panas populer lainnya, tetapi di taman margasatwa Shanghai delapan ton es digunakan setiap hari untuk membuat singa, panda, dan hewan lainnya tidak kepanasan.
Dalam foto di media sosial, tampak petugas kesehatan Covid dengan baju hazmat memeluk balok es setinggi satu meter di tepi jalan.
"Tahun ini, cuaca panas datang sedikit lebih awal dari sebelumnya," kata warga Shanghai bernama Zhu Daren, saat putranya yang berusia lima tahun bermain di air mancur dikutip dari Kompas.com.
"Meskipun baru bulan Juli, saya merasa cuaca hangat sudah mencapai titik puncaknya. Jadi, Anda harus menyalakan AC ketika sampai di rumah dan memakai tabir surya saat keluar," lanjutnya dikutip dari Reuters.
Otoritas China mengatakan, musim panas yang tidak seperti biasanya tahun ini adalah akibat dari perubahan iklim, yang pada gilirannya juga menyebabkan hujan lebat.
Di provinsi Jiangxi, ada jalan yang retak dan retakannya menyembul naik setidaknya 15 cm karena panas, menurut laporan stasiun tv pemerintah. (*)