Berita Kriminal

Cerita Napi Anak Meninggal Dunia di Dalam Lapas, Pihak Keluarga Jelaskan Kondisi Korban

RF yang merupakan warga Langkapura dilaporkan meninggal dunia pada Selasa (12/7/2022) sore di RS Ahmad Yani, Kota Metro, Lampung

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Ilustrasi jenazah 

TRIBUNJOGJA.COM - Seorang narapidana (napi) anak dilaporkan meninggal dunia di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II A Lampung, Masgar, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Diduga, napi anak berinisial RF yang berusia 17 tahun tersebut meninggal dunia akibat dianiaya tahanan lain.

RF yang merupakan warga Langkapura dilaporkan meninggal dunia pada Selasa (12/7/2022) sore di RS Ahmad Yani, Kota Metro, Lampung.

Melansir dari kompas.com, RS (57), ibu korban menuturkan bahwa putranya baru menjalani hukuman sekitar satu bulan di LPKA Kelas II A Lampung.

RS menceritakan, pada Sabtu (9/7/2022), dirinya mendapat telepon dari petugas lapas yang mengatakan bahwa RF ingin bertemu.

"Kami (keluarga) ke sana, tapi kok banyak luka lebam. Lalu kami minta izin bawa ke rumah sakit," kata RS ditemui di rumah duka, Rabu (13/7/2022).

RS menuturkan beberapa luka lebam itu terdapat di tangan, kaki, rahang dan wajah anaknya.

Kondisi RF saat dirawat semakin menurun. Hingga, RF dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis pada Selasa (12/7/2022) sore.

RS mengatakan, pihak keluarga sudah melaporkan hal ini ke Polda Lampung karena ada dugaan korban mengalami pemukulan oleh sesama tahanan.

"Kami berharap aparat kepolisian bisa mengungkap kasus ini," kata RS.

AS (34) kakak kandung korban mengatakan, kondisi adiknya itu sudah dalam keadaan kritis saat keluarga datang ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Masgar di Kabupaten Pesawaran pada akhir pekan lalu.

"Kami datang kondisi adik kami sudah kritis, sudah nggak bisa bangun, nggak bisa ngomong," kata AS usai pemakaman korban, Rabu (13/7/2022).

Saat menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Ahmad Yani, Kota Metro diketahui korban mengalami sejumlah luka lebam.

"Ada luka lebam di tangan dan kaki, di wajah, punggung dan beberapa titik lain," kata AS.

AS menambahkan, pihak keluarga merasa kecewa dengan sikap LPKA yang seakan membiarkan terjadinya pemukulan terhadap adiknya itu.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved