Berita Bantul Hari Ini
BINDA DIY Akan Berkoordinasi dengan Dukuh dan Lurah untuk Mendata Warga yang Belum Divaksin Booster
Vaksin booster ini sangat diperlukan untuk menekan angka penyebaran Covid-19 atau tingkat keparahan pasien Covid-19.
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Intelijen Negara Daerah (BINDA) DIY terus berupaya melakukan percepatan vaksinasi Covid-19, khususnya di Kabupaten Bantul yang capaian vaksin dosis ketiga alias vaksin booster masih rendah.
BINDA DIY akan berkoordinasi dengan dukuh, lurah dan stakeholder lain untuk melakukan pendataan warga yang belum mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster Covid-19.
Koordinator Vaksinasi BINDA DIY wilayah Bantul, Nugroho, menyatakan bahwa saat ini pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan vaksinasi booster sebagai syarat mobilitas masyarakat ke area publik termasuk bagi pelaku perjalanan.
Nugroho menyatakan bahwa vaksin booster ini sangat diperlukan untuk menekan angka penyebaran Covid-19 atau tingkat keparahan pasien Covid-19.
"Alhamdulilah yang sudah booster dampaknya kecil ketika terpapar Covid-19. Kami akan akan terus lakukan percepatan khususnya vaksinasi booster. Karena dari sisi capaian, di bantul masih rendah, dan harus kita kejar mendekati angka 70-80 persen," ujarnya saat ditemui di lokasi vaksinasi massal di Balai Kalurahan Srigading, Senin (11/7/2022).
Adapun dari laporan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bantul, capaian vaksinasi dosis ketiga masih 23,18 persen atau baru sebanyak 174.378 orang dari target sasaran 752.225 orang.
Selama masa liburan kemarin, BINDA DIY terus membantu pemerintah daerah untuk melakukan percepatan vaksinasi.
Tujuannya agar tidak terjadi lonjakan kasus saat masa liburan kemarin.
Upaya percepatan terus dilakukan terlebih dalam waktu dekat akan banyak mahasiswa dari luar daerah yang akan masuk ke DIY.
"Uni untuk kepentingan masyarakat, karena kita ketahui DIY merupakan daerah kunjungan wisata dan kota pelajar sehingga potensi penyebarannya sangat tinggi," ucapnya.
Karena potensi tersebut, maka BINDA DIY akan berkoordinasi dengan dukuh, lurah untuk melakukan sosialisasi dan pendataan masyarakat yang belum mendapatkan booster.
Dari hasil pendataan itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk menggelar vaksinasi massal.
"Setelah didata, kita kerjasama dengan puskesmas untuk menyelenggarakan di kalurahan atau lokasi mana yang nyaman dan gampang didatangi masyarakat. Ini sebagai salah satu bentuk door to door, karena tidak mungkin kita datangi satu persatu karena keterbatasan nakes, jadi kita ambil lokasi yang terdekat," terangnya.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penjaringan anak-anak usia sekolah yang sudah berumur 6 tahun untuk mendapatkan vaksin dosis pertama.
"Ke depan kita akan koordinasi dengan Disdikpora maupun Dikmen untuk segera pendataan, siswa umur 6-11 tahun yang belum vaksin, dan pelajar SMA yang belum booster. Termasuk kita akan bekerjasama dengan kampus-kampus untuk melakukan vaksinasi massal dengan sasaran mahasiswa dan warga sekitar kampus," urainya.
Salah satu peserta vaksinasi, Juan (27) warga Pandak mengaku baru booster untuk keperluan pekerjaan ke depannya.
"Ini karena kebijakan baru, kaitannya kerja juga akan sering ke luar kota. Biar nggak repot, ikut saja (kebijakan pemerintah)," ujarnya.
Menurutnya, saat ini cukup mudah untuk mendapatkan informasi lokasi vaksinasi massal. Hampir di setiap kalurahan sering menyelenggarakan vaksinasi massal.(*)