Sambut Idul Adha 1443 H, Kagama Gelanggang UGM Serahkan 57 Hewan Kurban pada Warga Lereng Merapi
Forkom Gelanggang Mahasiswa UGM berhasil menggalang hewan kurban sejumlah total 57 kambing, jelang perayaan Idul Adha 1443 H
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Forkom Gelanggang Mahasiswa UGM berhasil menggalang hewan kurban sejumlah total 57 kambing, jelang perayaan Idul Adha 1443 Hijriyah.
Hewan kurban tersebut selanjutnya diserahkan secara simbolis oleh Ketua Forkom Gelanggang Mahasiswa UGM, Bram Kusuma Setyahadi, kepada perwakilan dukuh Kabupaten Boyolali Heryanto yang lebih dikenal dengan Pak Te atau Pak Timbul di depan Balairung UGM.
Aksi tersebut dilakukan Forkom Gelanggang Mahasiswa UGM dalam misi kemanusiaan, termasuk mengelola desa binaan yang ada di kawasan lereng Merapi.
Acara penyerahan simbolis hewan kurban ini dihadiri staf Direktorat Kemahasiswaan UGM, Kepala PK4L UGM, perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa UGM, alumni Gelanggang UGM dan warga lereng Merapi, baik dari wilayah Sleman maupun Boyolali, Jawa Tengah.
Mantan aktivis sekaligus perwakilan alumni Gelanggang UGM, M Toriq, dalam sambutannya menyampaikan salam hormat dari Ketua Umum Kagama Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Kagama Gelanggang Putut Aribowo.
Sebagai senior, pihaknya mengaku sangat bangga dengan militansi mahasiswa milenial yang berani bersikap dengan mempertahankan tradisi Gelanggang.
"Tradisi yang berani menerobos batas dengan tidak terjebak pemaknaan gelanggang sebagai sebuah bangunan, tetapi sebagai spirit untuk mewujudkan nilai jati diri UGM. Jati diri sebagai kampus Kerakyatan dengan kegiatan semacam ini," tuturnya.
Sementara Bram Kusuma Setyahadi selaku Ketua Forkom Gelanggang Mahasiswa UGM merasa bangga memegang tongkat estafet semangat Gelanggang UGM.
"Semangat untuk menjadi akar dalam menyangga UGM yang semakin menjulang tinggi. UGM sebagai rumah bersama untuk berteduh masyarakat yang membutuhkan. Kami merasa bangga dan berterima kasih atas bimbingan dan dukungan alumni dalam setiap kegiatan," katanya.
Acara tersebut berlangsung sederhana namun khidmat, dan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Hymne Gadjah Mada dan ditutup dengan doa dan foto bersama. (*)