Berita Bantul Hari Ini
DIY Masuki Musim Kemarau, Pemkab Bantul Antisipasi Potensi Masalah Kekeringan
Kondisi kekeringan ini pun akan merugikan petani Bantul dan berpotensi menyebabkan gagal panen jika tidak diantisipasi.
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa saat ini wilayah DIY telah memasuki musim kemarau.
Dan diperkirakan puncak musim kemarau di DIY akan berlangsung pada Juli dan Agustus 2022 mendatag.
Potensi bencana hidrometeorologi di antaranya potensi longsor dan kekeringan bisa juga terjadi pasa musim kemarau yang saat ini diperkirakan kemarau basah.
Kondisi kekeringan ini pun akan merugikan petani Bantul dan berpotensi menyebabkan gagal panen jika tidak diantisipasi.
Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, menyatakan untuk mengatasi ancaman kekeringan ini pihaknya telah menugaskan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) serta Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) untuk melakukan pengecekan sumber daya air yang ada di Bumi Projotamansari.
Pengecekan dilakukan di DAM atau bendung, termasuk saluran primer dan sekunder.
Kemudian, lanjut Joko, DKPP diminta untuk melakukan koordinasi dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) dalam pengecekan saluran tersier dan kuarternya
"Di situlah nanti bisa kita hitung ketersediaan air dari bendung besar misal bendung Kamijoro dan sebagainya. Sampai hari ini ketersediaan air masih cukup, bendung-bendung kita masih bisa memenuhi kebutuhan air," ungkapnya, Sabtu (2/7/2022).
Hanya saya, diakui Wabup Bantul, bahwa memang ada saluran tersier kuarter yang mengalami kerusakan.
"Saluran tersebut sedang dan terus kita perbaiki," imbuhnya.
Mulai jarangnya turun hujan menjadi satu tanda akan ada peralihan musim ke kemarau.
Masyarakat di wilayah Bantul pun diminta untuk waspada terhadap berbagai potensi bencana karena kondisi alam tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul menyebut akan ada potensi bencana angin kencang dan kekeringan.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Bantul, Aka Luk Luk Firmansyah, menyatakan dalam waktu dekat ini masyarakat Bantul di sebagian wilayah juga harus bersiap menghadapi potensi bencana kekeringan.
Dari pendataan BPBD Bantul setidaknya ada beberapa kapanewon dengan letak geografis di perbukitan yang rawan bencana kekeringan.
Adapun rinciannya, untuk daerah dengan status bahaya kekeringan tinggi berada di kapanewon Dlingo, Pundong dan Piyungan. Kemudian dengan potensi kekeringan sedang atau zona kuning ada di kapanewon Imogiri, Pleret, sebagian Pajangan, sebagian Kretek dan sebagian Sedayu.
Sementara untuk yang lain hampir aman dari bencana kekeringan atau masuk zona hijau.
Terkait dengan persiapan menghadapi kekeringan, Aka mengaku untuk saat ini belum ada rapat koordinasi yang khusus membahas hal tersebut.
Namun demikian apa diperlukan tindakan nantinya instansi terkait akan siap melakukan upaya penanganannya. Seperti melakukan dropping air bersih ke masyarakat apabila dibutuhkan.
"Untuk armada, di BPBD Bantul kami punya dua unit mobil tangki," katanya.
Sebelumnya, Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Sleman Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Etik Setyaningrum mengimbau masyarakat agar mulai mempersiapkan diri memasuki musim kemarau.
Seperti mulai menghemat air, menjaga kesehatan dengan minum air yang cukup agar tidak dehidrasi.
Serta mengurangi aktifitas diluar ruangan di cuaca terik bila tidak terlalu penting.
"Kemudian untuk para petani kami imbau supaya mulai mempersiapkan pola tanam yang sesuai iklim kemarau, agar tidak mengalami gagal panen," ungkapnya. (*)