Menjelajahi Sentra Mebel Bambu Sendari di Sleman yang Telah Go International 

Awal mula Sentra Mebel Bambu Sendari berdiri merupakan hasil pemikiran bersama dari para warga di Padukuhan Sendari. 

Tribunjogja/ Neti Istimewa Rukmana
Ketua Sentra Mebel Bambu Sendari, Paidi, sedang mengukur satu di antara kerajinan bambu di Sentra Mebel Bambu Sendari, di Padukuhan Sendari, Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (19/6/2022) siang. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sentra Mebel Bambu Sendari merupakan sentra kerajinan bambu di Padukuhan Sendari, Kalurahan Tirtoadi,  Kapanewon Mlati,  Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Ketua Sentra Mebel Bambu Sendari, Paidi, menceritakan awal mula Sentra Mebel Bambu Sendari berdiri merupakan hasil pemikiran bersama dari para warga di Padukuhan Sendari. 

Menurutnya, mayoritas warga Padukuhan Sendari pada 1997 memiliki profesi sebagai pengrajin bambu. 

"Saat itu, kami meminta izin kepada kalurahan setempat untuk bisa memfungsikan tanah kas desa sebagai wadah atau showroom produksi kerajinan bambu. Tapi, tentu tanah itu kami sewa dan harganya sangat murah sekali, " katanya, kepada Tribunjogja.com Minggu (19/6/2022) siang. 

Khusus di Padukuhan Sendari terdapat 73 pengrajin bambu, terdiri atas 15 pemuda pengrajin bambu dan 58 orang tua pengrajin bambu. 

Singkat cerita, ternyata Paidi merupakan generasi kedua setelah ayahnya yakni Almarhum Kartodimerjo sebagai pencetak produksi bambu pertama di Padukuhan Sendari pada 1958. 

Dikatakannya, hingga kini usaha tersebut terus eksis di berbagai negara. 

Ia pun pernah diminta sebagai pengisi acara workshop kerajinan bambu di Timor Leste, Papua New Guinea, Malaysia,  Filipina, Korea Selatan, hingga Afrika Selatan. 

Acara workshop yang digelar itu bertujuan untuk melatih dan mengajak orang-orang dapat mengolah berbagai jenis bambu menjadi karya atau kerajinan tangan. 

Sehingga, hasilnya pun dapat dijual dan mendongkrak sisi ekonomi bagi mereka. 

"Saya pribadi merasa bersyukur bisa membagi ilmu kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan," tambahnya. 

Dia pun membagikan cara mengolah bambu yang baik, dimulai dari furnitur, tingkat konstruksi hingga kerajinan bambu dengan ukuran kecil. 

Proses pembuatan mebel bambu pun tidaklah sulit. 

Sebagai contoh ia memaparkan, untuk membuat mebel yang terdiri atas satu set kursi dibutuhkan waktu satu hari dalam proses pembuatan kerangka kursi. 

Para perajin bambu cukup menyediakan bambu sebagai bahan utama dan beberapa peralatan lain, yakni pisau, gergaji, alat pengukur atau meteran, palu, hingga paku. 

Dia pun memprioritaskan penggunaan bambu dari Kabupaten Sleman. 

"Biasanya kami mengambil bambu di dekat Gunung Merapi atau di Kapanewon Pakem. Tapi terkadang kami juga mengambil bambu di Kabupaten Kulonprogo maupun Kabupaten Bantul," jelasnya. 

Disinggung mengenai omzet dari hasil penjualan kerajinan bambu, Paidi mengatakan setiap bulan bisa mengantongi omzet Rp20 juta- Rp50jt. 

Walau demikian, Paidi kerap mendapatkan kendala teknis, baik itu mengenai tengah waktu pengerjaan produk dari para konsumen. 

"Kendalanya pasti ada di dalam pekerjaan, baik itu masalah waktu saat mengerjakan pesanan produksi kayu. Maka dari itu biasanya saya membutuhkan empat orang untuk mengerjakan pesanan dari kostumer, " pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved