Transaksi di Pasar Hewan Siyono Gunungkidul Anjlok Terimbas Wabah PMK
Pengelola Pasar Hewan Siyono di Kapanewon Playen , Isnaning Suindarti mengatakan aktivitas turun hingga separuhnya.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Aktivitas pasar hewan di Gunungkidul kembali dibuka setelah dua pekan ditutup karena merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku ( PMK ).
Namun, kegiatan transaksi para pedagang dan pembeli justru anjlok.
Pengelola Pasar Hewan Siyono di Kapanewon Playen , Isnaning Suindarti mengatakan aktivitas turun hingga separuhnya.
Baca juga: Viral Mobil Jip Diduga Halangi Laju Ambulans di Klaten , Polisi: Kita Selidiki
"Baik pembeli maupun pedagang yang datang ke sini turun sampai 50 persen," kata Isnaning ditemui pada Jumat (17/06/2022) pagi.
Ia menilai sepinya kondisi pasar hewan tak lepas dari keresahan pedagang dan pembeli berkaitan dengan PMK .
Sebab virus penyebab penyakit ini menular begitu cepat dan bisa mengenai ternak yang ada di rumah mereka.
Alhasil, harga ternak yang diperjualbelikan pun ikut mengalami penurunan cukup signifikan.
Bahkan Isnaning menyebut selisih penurunannya bisa sampai Rp 6 juta per ekor untuk jenis sapi.
"Sapi yang ukurannya besar biasanya bisa sampai Rp 30 juta, ini tadi saya tanya harganya sekarang jadi Rp 24 juta," ungkapnya.
Adapun ini menjadi hari pasaran kedua di Pasar Hewan Siyono setelah sempat ditutup selama dua pekan.
Setelah dibuka kembali, Isnaning mengakui ada temuan sekitar belasan ternak menjadi Suspek PMK .
Meski demikian, ia tetap berharap pedagang dan pembeli tidak terlalu resah. Sebab langkah antisipasi mandiri bisa dilakukan guna mencegah meluasnya penularan.
"Yang pasti harus bisa jeli dan benar-benar bisa mengenal bagaimana ciri-ciri ternak yang terpapar PMK ," ujar Isnaning.
Baca juga: Kemenag DIY Temukan Satu Calon Jemaah Haji Asal Bantul Positif Covid-19
Wawan (42), pembeli sapi asal Mulo, Wonosari pun kini hanya datang ke pasar untuk melihat-lihat. Padahal biasanya, ia bisa membeli hingga 3 ekor sapi dalam sekali kunjungan.
Ia juga mengaku khawatir dengan merebaknya PMK ini. Sebab selain pada kesehatan ternak, penghasilannya pun sebagai pembeli juga ikut terdampak.
"Sebab kalau saya mau jual juga susah, karena yang mau beli juga sedikit," kata Wawan. (alx)