Antisipasi Penyebaran PMK, Pemkot Yogyakarta Imbau Warga Tidak Beli Hewan Kurban dari Luar DIY

Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta mengimbau kepada warga masyarakat agar lebih jeli dalam memilih hewan kurban.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Istimewa
Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan Kota Yogyakarta mencatat sampai dengan Selasa (20/7/2021) terdata jumlah hewan kurban yang disembelih di sana sejumlah 214 ekor sapi dan 79 ekor kambing. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penyebaran kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terlihat semakin mengkhawatirkan akhir-akhir ini.

Ironisnya, wabah tersebut meluas hanya beberapa saat menjelang Hari Raya Kurban atau Iduladha.

Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta mengimbau kepada warga masyarakat agar lebih jeli dalam memilih hewan kurban.

Sebisa mungkin, hewan kurban berasal dari dalam DIY untuk meminimalisir persebaran PMK.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Suyana, berujar berdasar catatan kasus yang muncul di DIY, hewan yang terpapar adalah hewan yang didatangkan dari luar daerah. Maka, aktivitas tersebut harus dihindari.

"Lebih baik membeli hewan dari peternak di sekitar, atau dari dalam DIY, dan jangan memilih hewan dari daerah-daerah yang terdampak PMK," katanya, Senin (13/6/2022).

Ia pun meyakini, pembatasan daerah asal pembelian hewan kurban tersebut mampu menurunkan potensi hewan tertular PMK.

Diharapkan, penyakit ini tidak semakin menyebar ke hewan lain, yang sebelumnya sudah ada di kota Yogyakarta.

"Kemudian, usahakan serah terima hewan pada H-1, karena masa inkubasi PMK terjadi antara 1 sampai 14 hari. Syarat hewan untuk qurban itu kan harus sehat," lanjut Suyana.

Dijelaskannya, Dinas Pertanian dan Pangan melangsungkan pantauan rutin ke seluruh peternak di kota pelajar.

Sampai sejauh ini, kasus PMK belum ditemukan. Tapi, menjelang ibadah kurban, kewaspadaan harus ditingkatkan.

"Belum ada (PMK) di Kota Yogya. Sekarang kita tekankan ke peternak dan penjual hewan ternak, agar mencegah potensi perkembangan penyakit. Salah satunya, dengan menjaga kebersihan kandangnya," pungkas Suyana. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved