Kisah Purwadi, Warga Kulonprogo yang Akhirnya Pulang Setelah Bertahun-tahun Tak Diketahui Nasibnya

Seorang warganya yang bernama Purwadi akhirnya bisa kembali pulang ke rumah setelah bertahun-tahun tak diketahui keberadaannya.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
KOMPAS.COM/DANI JULIUS
Purwadi (baju putih) tiba di Pedukuhan (dusun) Dangsambuh, Kalurahan Kebonharjo, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Warga menyambut kepulangan Purwadi yang sudah lama tidak diketahui nasibnya. 

TRIBUNJOGJA.COM - Momen mengharukan terjadi di Pedukuhan Dangsambuh, Kalurahan Kebonharjo, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.

Seorang warganya yang bernama Purwadi akhirnya bisa kembali pulang ke rumah setelah bertahun-tahun tak diketahui keberadaannya.

Mengutip dari kompas.com, momen itu terjadi saat puluhan orang menyambut Purwadi setibanya di rumah Ngatiman.

Tenda hingga panganan telah disiapkan di rumah kerabat dekat Purwadi.

Satu per satu warga menyalami dan merangkul Purwadi.

Mereka sambil berusaha memastikan apakah pemuda berkulit legam ini masih mengenal mereka.

“Kamu Sugiyanto. Ini Pak Ngatiman,” kata Purwadi pada orang yang ternyata masih dikenalnya.

Mimik Purwadi masih datar, namun Sugiyanto dan Ngatiman terlihat senang masih dikenal.

Purwadi pulang setelah bertahun-tahun nasibnya tidak diketahui.

Ia muncul di Dangsambuh dalam keadaan baik-baik saja sambil didampingi beberapa pekerja sosial dari sebuah pusat rehabilitasi mental.

Warga menyambut kepulangan dia pada Rabu (8/6/2022) sore.

Keluarga, kerabat dan para tetangga menerima Purwadi dengan terbuka.

“Sudah belasan tahun tidak ketemu. Saya masih kecil ketika itu. Tidak ingat sepenuhnya,” kata Karyanti (29), adik dari Purwadi.

Ia menutup mukanya sampai menangis saat bertemu kakak kandungnya itu.

Rehabilitasi P

urwadi beberapa waktu belakangan menjalani rehabilitasi di Sentra Margo Laras di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada Maret 2021.

Ia tiba bersama seratus orang yang dikirim dari Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih Surabaya, Jawa Timur.

Kondisi mereka memprihatinkan. Badan penuh bekas menggaruk dan penyakit kulit.

Mereka juga diam, tidak bisa diajak komunikasi.

Margo Laras merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Sosial RI yang membidani rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental.

Pekerja sosial Sentra Margo Laras, Giri Purwono turut menangani ratusan orang yang didatangkan dari Liponsos Surabaya ini.

Di antaranya termasuk Purwadi.

Giri mengungkapkan, Purwadi dalam kondisi sakit kulit parah. Ia juga diam.

Pendekatan pada Purwadi dilakukan sejak hari pertama tiba di balai rehabilitasi. Ia begitu sulit diajak bicara dan berkomunikasi.

Hal serupa sebenarnya terjadi pada orang yang dibawa dari Liponsos.

Giri menceritakan, sikap sabar merupakan pendekatan yang dilakukan pada Purwadi.

Ia menyamakan pendekatan itu seperti merawat anak sendiri. Usaha itu untuk membangkitkan kepercayaan Purwadi pada Giri.

Pendekatan lebih dari satu tahun membuahkan hasil, di mana Purwadi mulai terbuka sehingga diketahui nama sebenarnya hingga diketahui asal dari Kebonharjo.

“Dia akhirnya sudah mau cerita, mulai SD di Kebonharjo sampai kelas tiga, lalu meneruskan kelas 4 sampai lulus di Sumatera,” kata Giri menahan tangis.

Cerita berlanjut di mana Purwadi pernah bekerja di kebun kopi sebagai pembersih rumput. Ia sempat mudik.

Kemudian, Purwadi kembali ke Sumatera namun di tengah jalan diturunkan bus di tengah hutan.

Sejak itu ia terus berpindah ke beberapa kota, termasuk Tuban hingga akhirnya ke Surabaya.

Ia terciduk di Surabaya dan masuk ke Liponsos Keputih.

Pada Maret 2021, Liponsos mengirim Purwadi ke Pati.

Pendampingan, pengobatan dan intensitas komunikasi membuat kesembuhan Purwadi menunjukkan kemajuan pesat.

Ia mampu mengikuti petunjuk instruktur, memahami perintah, bahkan dalam sebuah kegiatan pertanian bisa sampai menghasilkan uang. Sembari melakukan pendampingan, Giri juga akhirnya menemukan keluarga pemuda ini di Kebonharjo.

Semua perkembangan Purwadi direkam melalui video dan dikirimkan ke keluarganya di desa.

Giri mengungkapkan, langkah itu bagian dari pendekatan dirinya agar Purwadi bisa diterima kelak dia kembali pulang.

Pendekatan beberapa bulan membuahkan hasil, masyarakat terbuka menerima Purwadi.

“Selama itu saya kirim perkembangan Purwadi lewat video,” kata Giri.

Dipulangkan

Purwadi dinilai sembuh. Ia kemudian dipulangkan ke rumahnya di Kebonharjo.

Purwadi pulang tidak hanya dinyatakan sembuh, tetapi juga dibekali keterampilan dan modal agar bisa menjalani penghidupan selanjutnya, yakni kemampuan bertani dan beternak.

“Semoga bisa berkembang sebagai model usaha bagi Purwadi,” kata Giri.

Dukuh (kepala dusun) Dangsambuh, Tumidjan, mengungkapkan warga menerima terbuka kepulangan Purwadi.

Bahkan sebelum kepulangan pemuda ini, warga sudah gotong royong membangun rumah bagi Purwadi.

Rumah itu dari batako dengan ukuran 6x6 meter. Bangunannya berdampingan dengan rumah Karyanti, adiknya.

Rumah mereka berada di tanah keluarga.

Pembangunan rumah didukung Dana Desa, donasi pemerintah hingga maupun swadaya warga.

Nilainya mencapai hingga Rp 45.000.000.

“Selesai sekitar dua minggu ke depan. Nanti dia akan tinggal dengan KK (identitas kartu keluarga) sendiri,” kata Tumidjan. 

( kompas.com )

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "ODGJ di Kulon Progo Ini Menghilang Belasan Tahun dan Kini Pulang, Warga Buatkan Rumah Tinggal"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved