Kasus Covid-19 di Bantul Kembali Naik Setelah Tracing Sampling di Sekolah-sekolah

Kasus baru Covid-19 di wilayah Bantul mengalami kenaikan lantaran adanya tracing di sekolah-sekolah.

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
istimewa
Berita Update Corona di DI Yogyakarta 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Setelah sempat beberapa hari Kabupaten Bantul dinyatakan zero kasus Covid-19, pada Sabtu (28/5/2022) kemarin jumlah kasus Covid-19 kembali bertambah signifikan menjadi 23 orang.

Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, menjelaskan bahwa kasus Covid-19 mengalami kenaikan lantaran adanya tracing di sekolah-sekolah.

"Ada imbauan agar sekolah-sekolah dilakukan screening sampel, itu dilakukan karena kita ingin mengetahui kondisi siswa-siswa kita," ujar Joko yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Senin (30/5/2022).

Joko menyebut bahwa di samping penanggulangan Covid-19, langkah ini juga dilakukan sebagai antisipasi terhadap munculnya hepatitis misterius.  

Ia melanjutkan, angka kasus Covid-19 di Kabupaten Bantul naik karena tracing di beberapa sekolah, seperti yang dicontohkannya di Kapanewon Banguntapan dari 48 siswa yang dilakukan tracing, didapati dua anak positif Covid-19 tanpa gejala.  

"Otomatis mereka kita minta untuk isolasi di rumah, dilakukan pengawasan didampingi puskesmas setempat. Rata-rata tanpa gejala dan isolasi di rumah," imbuhnya.

Dari temuan itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul dan DIY agar dapat menentukan langkah sejauh mana pembelajaran tatap muka (PTM) dapat dilanjutkan.  

"Sementara kita baru di pendidikan, tapi nanti kita lihat kasusnya, ketika kasus bisa terdeteksi, terinventarisasi kita akan mencoba diskusi apakah diperlukan (tracing) di sektor lain," tuturnya.

Terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso, mengakui sejak sepekan terakhir kasus Covid-19 meningkat.

Namun, peningkatan kasus tersebut diakuinya bukan akibat dari libur Lebaran Idul Fitri dan liburan lainnya, melainkan karena adanya testing dan tracing di sejumlah lembaga pendidikan sebagai sampel untuk mengetahui tingkat kasus Covid-19 di kalangan siswa, guru, dan tenaga kependidikan.

"Itu hasil survei Pembelajaran Tatap Muka. Bukan efek liburan. Sebagian besar dari kasus Covid-19 tersebut juga merupakan siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA)," ucapnya.

Pria yang akrab disapa Oki ini mengatakan sampling kasus Covid-19 untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dilaksanakan sejak 22 Mei lalu hingga 31 Mei 2022.  

"Survei PTM kita laksanakan mulai tanggal 22-31 Mei untuk tingkat SMP-SMA sederajat di 17 kecamatan secara terjadwal sesuai dengan kesanggupan sekolah yang terpilih," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Isdarmoko, mengatakan survei kasus Covid-19 di sekolah selama PTM tersebut untuk mengetahui masih ada atau tidaknya kasus Covid-19 di lembaga pendidikan.

Dan dari hasil survei dan pengambilan sampel tersebut, dirinya mengakui bahwa masih ada kasus Covid-19 di Kabupaten Bantul.  

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved